Senin, 12 Mei 2008

Menjelajah Norwegian Wood




Sejak pertama kali kemunculan Norwegian Wood aq sudah sangat tertarik dgn novel itu coz dari judulnya saja sudah membetot rasa ingin tahu_Q. Dan awak april lalu terjawab sudah sgala tanda tanya ttg Norwegian Wood dan karya Haruki Murakami yg lain. Makasih bgt buat Murakami yg memperkenalkan Beatles dan musik2dunia lain kpd_Q.Ternyata Norwegian Wood itu salah satu judul lagu2 The Beatles yg populer di tahun 1960an. Saat itu The Beatles menjadi band yg sangat digandrungi oleh seluruh anak muda di dunia termasuk di Jepang. Pada masanya The Beatles mrupakan ikon yg mewakili gairah, kebebalan dan keputusasaan kaum muda yg menginginkan perubahan.Cerita novel ini mengalir sekitar tahun 1968-1970. Norwegian Wood adalah lagu favorit Naoko yg menjalin kasih sejak masih kecil dgn Kizuki. Kizuki sendiri berkawan akrab dgn Watanabe. Waktu umur 17thn (klo tidak salah klas 2 SMA) Kizuki memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menghirup asap knalpot mobil di garasi rumahnya. Kematian watanabe yg tragis itu meninggalkan luka psikologis yg mendalam bg Naoko dan Watanabe. Krn sama2 ditinggalkan oleh orang yg sangat dikasihi membuat hubungan Naoko dan Watanabe semakin dekat walau tidak bs dibilang akrab.Dalam Norwegian Wood, Murakami menggambarkan gejolak yg banyak dialami oleh sebagian besar remaja di seluruh dunia, terutama yg berada di kota2 besar. Mulai dari tuntutan orang tua yg sll menginginkan agar anaknya mnjd yg terbaik, masalah dlm pergaulan, beban pelajaran dari sekolah, masalah seksualitas yg sering tak tertahankan, minum2n keras dan cinta. Karena beratnya beban persaingan yg dialami oleh para remaja Jepang maka tidak heran jika sampai saat ini pun prosentasi angka bunuh diri pelajar di Jepang sangat tinggi. Walaupun dikenal sbg pribadi yg introvert dan kurang banyak bergaul Watanabe berhasil melewati fase2 kelam saat remajanya. Watanabe adalah anak tunggal dari keluarga menengah di Jepang. Dia orang yg sangat pendiam dan agak pemilih dalam bergaul karena memang di Jepang sendiri sepertinya ada peraraturan tidak tertulis dalam berteman. Tidak heran bila Watanabe tidak mempunyai teman dekat. Watanabe bisa di bilang seorang kutubuku yg idealis karena bisa dilihat dari sejumlah literatur yg dibacanya, seperti karya Herman Hesse, Dotoyevsky, Charles Dickens, Scott Fitzgerald (ada lagi sih tapi aq lupa). Watanabe jg pemilih bila ingin mendengarkan musik (karena ada beberapa nama komposer klasik dan pemusik idealis yg mnjd favoritny). Meskipun kuper, pada dasarnya Watanabe adalah pribadi yg baik, open minded jg pendengar yg baik thd berbagai opini yg datang. Karena itu orang tidak bosan bila berbincang2 dengannya. Melalui gambaran fisik Murakami menurutku Watanabe bukan laki2 jelek meskipun tidak bisa dibilang tampan, yah...biasa lah standar laki2 Jepang. Buktinya bukan perkara susah buat Watanabe tuk mendapatkan teman kencan atau berinteraksi dgn perempuan manapun. Pertemanannya dgn Nagasawa dan Rieko jg perbincangan dgn kekasih Nagasawa membuktikan bahwa Watanabe orang yg asik buat berteman dan curhat.Menurut aq hubungan yg kemudian terkembang antara Watanabe dan Naoko agak sedikit aneh dan memusingkan. Secara psikis Naoko adalah pribadi yg sakit. Mungkin ini dampak dari kematian kakaknya yg tewas menggantung diri di tambah bunuh dirinya Kazuki yg membuat jiwa dan emosinya kadang tidak terkontrol. Naoko mengidap penyakit halusinasi yg sangat parah karena sudah membelah kepribadiannya dan memporak porandakan akal sehatnya. Dalam diri Naoko seakan ada lunang hitam yg tak bisa ditutup dan membuat dunianya berhenti bergerak. Aq rasa hubungan Watanabe dan Naoko bukanlah cinta tp lebih kompleks lg, gabungan antara tanggung jawab, perasaan bersalah dan perasaan ingin mjd pahlawan atu bahkn lebih....(mungkin karena gairah remaja Watanabe ya...).Kisah cinta watanabe dan Naoko lama2 tidaklah berjalan mulus karena faktor kejiawaan mrk jg agak timpang terlebih pada diri Naoko. Disaat terjadi krisis hubungan, Watanabe berkenalan dgn teman di kelas drama bernama Midori. Midori berkepribadian hangat, terbuka, lincah dan penuh dengan gairah hidup meskipun pada kenyataannya hidup Midori jg tidak mudah. Watanabe menghadapi dua bentuk rasa cinta yg saling berolak belakang. Bila dgn Naoko, Watanabe merasa hidup itu penuh damai, konstan dan dipenuhi aroma kematian tetapi dengan Midori, Watanabe bisa memandang hidup dgn lebih menggairahkan, ceria dan dinamis.Ditengah2 kebimbangannya akhirnya hidup memilihkan jalan yg termudah bg Watanabe (mungkin memang disengaja oleh Murakami kali ya....). Akhirnya Naoko memilih hidup abadi berselimut kematian dan keputusan Naoko itu telah mempermudah jalan hidup dan masa depan Watanabe jg Midori.Alur cerita yg dirangkai Murakami sangat natural diselingi dgn beberapa guyonan khas anak muda yg lumayan bs mengendorkan urat syaraf. Meskipun novel ini sangat asyik namun ada beberapa hal yg sgt mengganjal dr karya Murakami ini. Karena meskipun novel ini bersetting kota2 di Jepang ttp aroma yg tercium sangat barat sekali. Mulai dari musik yg mjd pilihan pelakonnya, makanan dan minumannya (fast food loh....) juga pilihan literasinya. Mungkin karena Murakami pernah tinggal di Amrik dan mengagumi betapa enaknya hidup instan di negeri Paman Sam. Entah apa isi kepala Murakami, aq mengacungkan 4 jempol untuk karyanya. Unbeliveble...
* Rienz *

0 komentar: