
MASYITOH ( Drama Tiga Babak )
Penulis : Ajip Rosidi
Penerbit : PT. Dunia Pustaka Jaya
Cetakan : Keempat, 2008
Tebal : 144 Halaman
Novel ini mengingatkan aku akan masa kecilku, kalau tidak salah ketika aku duduk di bangku SD dan SMP. Seperti biasa, selepas Maghrib aku dan teman-teman sebayaku bergegas menuju musholla untuk memperdalam Al-Qur’an dan mempelajari Islam yang dibimbing oleh Usztad Awi dan Usztad Huda. Aku dan teman-teman paling senang jika kedua usztad itu bercerita tentang kisah para Nabi dan Rasul serta kisah-kisah yang diambil dari hadist. Termasuk kisah Siti Masyitoh dan kedua anaknya yang dimasukkan ke dalam minyak mendidih oleh para pengawal Fir’aun atas perintah Raja lalim itu. Di rumah dan di sekolah pun orang tua dan guru agamaku juga menceritakan kisah Siti Masyitoh ini dengan bumbu magis yang membuatku terkagum-kagum dengan Kebesaran Allah SWT.
Tetapi jangan berharap dalam novel ini Ajip Rosidi berkisah dengan banyak bumbu magis seperti kedua usztadku itu. Ajib Rosidi punya sudut pandang sendiri untuk merangkai kisah dogmatis yang diambil dari hadist itu menjadi cerita logis tanpa mengurangi Illahiyahnya. Justeru setelah membaca novel ini bias jadi keimanan dan ketaqwaan kita tambah melambung.
Dikisahkan pada zaman Fir’aun di Mesir ada seorang sahaya dari bani israil bernama Masyitoh. Masyitoh adalah salah seorang dayang dari Putri Taia, putri kesayangan Fir’aun. Suatu hari ketika Masyitoh sedang menyisiri rambut Puteri Taia, sisir yang dipegangnya terjatuh. Masyitoh kaget dan dengan spontan dia berucap : “ Demi Allah, Celakalah Fir’aun “. Akibat ucapannya itulah Masyitoh dan keluarganya tertimpa bencana. Menurut Fir’aun dan kroni-kroninya Masyitoh telah melakukan tiga kesalahan. Pertama karena Masyitoh telah menyumpahi Fir’aun. Kedua Masyitoh tidak mau tunduk kepada Fir’aun yang telah mengangkat dirinya sebagai Tuhan. Dan ketiga pembangkangan Masyitoh dianggap telah mengancam status bangsa Mesir.
Dalam novel ini diceritakan secara detil bagaimana perasaan Masyitoh setelah kecerobohannya. Mungkin Masyitoh masih bisa terima alasan kecerobohannya yang pertama tetapi tidak untuk yang kedua dan ketiga. Masyitoh adalah perlambang manusia tauhid yang bermujahadah dan dengan sadar memilih untuk mempertahankan kebenaran agama yang telah dianutnya dan berakar kuat sejak zaman Nabi Ibrahim. Ia ikhlas mengorbankan dirinya untuk menegakkan agama dan martabatnya sebagai manusia ketimbang harus menyerah keimanannya pada kekuasaan Fir’aun yang degil dan symbol manusia tinggi hati lan serakah.
Masyitoh tidak berjuang sendirian karena ada Obed – suaminya yang selalu setia memberikan oase yang menyejukkan hati dan imannya. Ada juga pendeta Simeon, Amram dan Nabab yang telah memberikan dukungan moril terhadap kasus yang dialaminya dari sudut pandang mereka masing-masing sesuai dengan kapasitasnya di lingkungan bani israil yang tinggal di daerah Mesir. Tetapi ada pula yang punya pandangan egois seperti Merari.
Ada satu hal lagi yang mengusikku. Setahuku Fir’aun selalu digambarkan sebagai pribadi sekeras batu dan hatinya sangat kelam sehingga tertutup akan adanya kebenaran Illahi selain itu ia juga pemimpin yang sangat tiran yang tidak perduli kepada kepada hamba sahaya. Ternyata dalam novel ini justru yang paling culas dan jahat adalah puterinya sendiri dan kedua pendeta kerajaannya, Metufer dan Ptahor. Jika kisah sebelumnya bahwa Masyitoh dan anak-anaknya langsung diceburkan dalam minyak yang sedang mendidih tetapi dalam novel ini Masyitoh, Obed dan anak pertamanya Siteri dicambuk terlebih dahulu baru kemudian mereka ditambah anaknya bungsunya yang masih bayi bernama Itamar dimasukkan ke dalam timah panas. Subhanallah kejamnya….
Novel ini tipis saja, tetapi nilai-nilai tauhidnya sangat kental dan bagus sekali untuk mempertebal keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Selain itu banyak kata-kata yang kurang lazim digunakan tetapi bisa memperkaya perbendaharaan kata-kata para pembacanya, seperti ; rerongkong, melang, ( me ) temungkul, sadrah, teratak, gimir, dirangket, dan lainnya.
~* Rienz *~

2 komentar:
mba.rienz..aku wajib baca nih,,
muah2an kl ad awaktu lenggang bs meluncu rke gramedia,,ato nggak palasari kebetulan aku domisili di bandun g...
met kenal...
@enNa, klo kamu d Jakarta InsyaAllah Aq pinjemin.. tp d Bandung bnyk buku2 oke jg. klo aq bli buku pas event bookfair, diskonny lumayan gede.
Posting Komentar