Something the Lord made
(2004)
Sutradara : Joseph Sargent
Pemain Utama : Alan Rickman
Mos Def
Film ini tidak hanya sekedar menghibur tapi juga mempunyai nilai edukasi yang bagus yang bisa memotivasi para penikmatnya. Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata Vivien Thomas, seorang otodidak alami yang kemudian terkenal menjadi pelopor bedah jantung.
Tahun 1930 di Nashville seorang Dokter, bernama Dr. Alfred Blalock yang sedang melakukan penelitian mempekerjakan Vivien Thomas untuk menjadi pekerja kebersihan di laboratoriumnya. Vivien tidak hanya membersihkan laboratorium saja tetapi dia juga menyimak semua perintah dan pengajaran dari Dr. Blalock. Dr. Blalock sendiri sering memperhatikan Vivien yang sedang serius mempelajari buku-buku kedokteran yang ada laboratoriumnya. Menyadari keistimewaan yang ada dalam diri Vivien, kemudian Dr. Blalock mengangkatnya menjadi asisten pribadi di laboratoriumnya.
Dalam film ini digambarkan kondisi masyarakat Amerika sekitar tahun 1930-an. Pada waktu itu rasisme menjadi merupakan isu sentral yang membuahkan deskriminasi dalam segala hal dan sangat rentan terhadap konflik. Warga kulit putih Amerika selalu merasa superior jika dibandingkan dengan warga kulit hitam atau kulit berwarna dari etnis lain.
Tetapi Vivien berbeda. Sebelum menjadi asisten Dr. Blalock, dia dikenal sebagai tukang kayu yang handal. Sepertinya Vivien mempunyai kecerdasan yang alamiah karena apapun yang ditekuninya menghasilkan sesuatu yang bagus. Apalagi jika ia menekuni pekerjaan yang sangat disukainya. Kecerdasan intelektual Vivien menjadi penopang penting dalam setiap penelitian Dr. Blalock. Karena Vivien bukan sekedar asisten saja, Dia adalah parter diskusi yang sangat diperlukan Dr. Blalock dalam menghasilkan penelitian-penelitian yang berguna bagi dunia kedokteran. Berdua, mereka melakukan penelitian terobosan ke penyebab syok hemoragik dan trauma.
Awal tahun 1940an, Dr. Blalock bekerja menjadi peneliti di Johns Hopkins Hospital. Meskipun di dalamnya dipenuhi orang-orang intelek tetapi institusi ini juga tak bebas rasisme. Peraturan institusi ini mengharuskan bahwa para pekerja kulit hitam harus masuk melalui pintu belakang. Deskriminasi dalam segala tatanan masyarakat menjadikan status dan gaji para pekerja kulit hitam juga berbeda dengan kulit putih, meskipun secerdas dan setangkas Vivien sekalipun. Dr. Blalack pun juga tak berdaya dengan semua peraturan itu tetapi akhirnya dia mampu memperjuangkan (sedikit) nasib Vivien karena sesungguhnya hanya Vivien-lah yang mengerti apa yang diinginkan oleh mereka berdua
Meskipun banyak aral melintang dalam kerjasama mereka berdua, tetapi akhirnya Dr. Blalock dan Vivien Thomas mampu membuat terobosan baru dalam bidang kedokteran untuk menolong bayi-bayi yang menderita “Baby Blue Syindrome”. Dr. Blalock juga sangat mengagumi kelihaian Vivien dalam melakukan pembedahan. Dikisahkan pada waktu itu ada seorang bayi penderita “Baby Blue Syindrome” yang harus segera ditolong. Karena operasi bedah jantung pada bayi itu baru pertama kali akan dilakukan, membuat Dr. Blalock sebagai kepala tim operasi itu “nervous”. Dr. Blalock sepertinya merasa tak yakin dengan kemampuannya hingga menyerahkan penanganan operasi itu kepada Vivien Thomas.
Operasi bedah jantung yang sangat bersejarah itu berhasil dengan gemilang. Tetapi sayangnya hasil kerja keras Vivien tak dipandang sedikitpun oleh semua orang hanya karena dia berkulit hitam. Sedangkan nama Dr. Blalock menjadi sangat terkenal, tetapi tidak dengan Vivien. Dr. Blalock sendiri sepertinya bersikap “cuek” dengan penderitaan Vivien, dia tak pernah mengucapkan rasa terima kasihnya atas dedikasi Vivien. Padahal keberhasilan itu dapat terwujud karena sumbangsih yang sangat besar dari Vivien.
Deskriminasi dan rasisme menjadi duri dalam daging bagi kerjasama mereka berdua. Tetapi karena rasa cintanya yang sangat besar pada pekerjaannya membuat Vivien Thomas bersabar pada ketidak adilan itu. Vivien Thomas dan Dr. Blalock tetap bekerja sama untuk Johns Hopkins hospital.
Sepertinya John Hopkins Hospital tak bisa memandang rendah pada kemampuan Vivien Thomas. Dia memang tak pernah mengenyam pendidikan kedokteran secara formal tetapi kemampuannya tak kalah dengan dokter-dokter ahli di rumah sakit itu. Hal itu terbukti dari lamanya Vivien bertahan di rumah sakit itu. Sepeninggal Dr. Blalock status Vivien Thomas juga masih dipertahankan di rumah sakit itu. Kalau tidak salah ingat, Vivian Thomas akhirnya menjabat sebagai manajer laboratorium. Ia juga banyak membantu dokter-dokter muda dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
Pada akhirnya semua do’a, kesabaran dan jerih payah Vivien Thomas terbayar. Karena pada tahun 1975 Universitas Johns Hopkins mengakui karya-karya juga sumbangsih Vivien Thomas dalam bidang kedokteran. Dengan upacara resmi beliau dianugrahkan gelar “Honorary Doctorate”. Tetapi karena beliau tak pernah mengenyam pendidikan kedokteran secara formil maka ia mendapat gelar “Honorary Doctor of Law” dan bukan “Honorary Doctor of Medical”. Dan Vivien Thomas juga ditunjuk sebagai pengajar ilmu bedah di Johns Hopkins Medical School. Lukisan besar Vivien Thomas pun menghiasi dinding Johns Hopkis Hospital, bersanding dengan lukisan Dr. Blalock.
Oh ya…buat temen-temen yang kangen sama Severus Snape…bisa kita lihat lahi aksinya di film ini sebagai Dr. Alfred Blalock…
… (maklum… sekuel Harry Potter sudah benar-benar TAMAT siy…)
~*Rienz*~
0 komentar:
Posting Komentar