Kamis, 14 Juni 2012

23 Kiat Hidup Bahagia


23 Kiat Hidup Bahagia
(Al-Wasailu al-Mufidah lil-Hayatis-Sa’idah)
Penulis : Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di
Penerjemah : Rahmat al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf
Penerbit : Kantor Atase Agama Kedutaan Saudi Arabia Jakarta


Buku saku yang baru saja selesai saya baca ini adalah oleh-oleh ketika menghadiri kajian yang diselenggarakan oleh “Ar Rahman”. Meskipun tipis, buku ini sarat akan ilmu. Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di menghadiahkan para pembacanya kiat-kiat yang berguna untuk mengatasi “kegalauan” diri dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Kesimpulan awalku adalah bahwa Beliau mengharapkan agar kita (khususnya umat islam) selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang agar bahagia juga selamat di dunia & akhirat.

Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di lahir di kota ‘Unaiz, Gasem, sebuah daerah di Nejed, Saudi Arabia. Beliau telah menjadi seorang yatim piatu sejak masih belia. Namun demikian beliau dianugerahi kecerdasan dan daya tangkap yang sangat tinggi oleh Allah SWT. Beliau sangat berminat sekali untuk menuntut ilmu. Sejak dini beliau telah belajar menghafal Al-Qur’an dan pada usia dua belas tahun beliau telah berhasil mengkhatamkannya dengan baik. Selanjutnya beliau menimba berbagai ilmu-ilmu syar’i dari banyak ulama yang ada dan yang masuk di negerinya. Diantara guru-guru beliau adalah:
·         Syekh Ibrahim bin Hamd bin Jasir. Beliau adalah guru pertama Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di.
·         Syekh Shaleh bin ‘Utsaimin. Beliau adalah Qadhi (hakim) di kota ‘Unaiz. Dari gurunya ini Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di menimba ilmu Fiqh, Usul al-Fiqh, Aqidah (Tauhid), Tafsir, Gramatika dan Sastra Arab. Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di nyatri dan mendampingi gurunya hingga wafat.

Diusia yang kedua puluh tiga Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di mulai mendedikasikan seluruh waktunya  dengan memadukan antara dua sistem, yaitu belajar dan mengajar. Beliau mengkaji banyak literatur  khususnya karya-karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan Ibnu al-Qoyyim. Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di menguasai pengetahuan tentang Fiqh, Ushul al-Fiqh, Tauhid, Tafsir dan ilmu-ilmu Syar’I lainnya sehingga banyak santri dan ulama yang menimba ilmu dari beliau.

Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di selama hidupnya banyak menghasilkan karya-karya ilmiah di bidang Fiqh, Ushul al-Fiqh, Aqidah (Tauhid), Hadits dan artikel-artikel tentang pembinaan masyarakat serta fatwa-fatwa tentang berbagai masalah. Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di berpulang ke Rahmatullah pada malam Kamis, 23 Jumadil Awal di penghujung tahun 1376 H di kota ‘Unaizah. Semoga Allah SWT merahmati beliau dengan rahmat-Nya yang luas dan memberkati kita semua dengan ilmu serta karya-karyanya yang bermanfaat. Amin ya Rabb…

Berikut ini adalah “Resep Hidup Bahagia racikan Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di”.

1.         Beriman dan beramal shaleh dengan sebenarnya.
Hal yang paling pokok dan mendasar bagi manusia untuk menggapai hidup bahagia adalah beriman dan beramal sholeh. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman :


سُوۡرَةُ النّحل

مَنۡ عَمِلَ صَـٰلِحً۬ا مِّن ذَڪَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ۬ فَلَنُحۡيِيَنَّهُ ۥ حَيَوٰةً۬ طَيِّبَةً۬‌ۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا ڪَانُواْ يَعۡمَلُونَ (٩٧)
Surah LEBAH
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik [*] dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(QS. An-Nahl [16] :97)
[*]. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.

Kepada orang yang memadukan antara iman dan amal shaleh, Allah Ta’ala memberitahukan dan menjanjikan kehidupan yang baik di dunia dan pahala yang baik di dunia dan akhirat. Karena orang-orang yang beriman kepada Allah dengan benar dan sebenar-benarnya mampu membuahkan amal shaleh yang bisa memperbaiki hati, akhlak, urusan duniawi dan ukhrawi. Mereka memiliki prinsip-prinsip mendasar dalam menyambut dan menata datangnya kesenangan dan kegembiraan ataupun datangnya keguncangan, kegundahan dan kesedihan.

Dalam sebuah hadis shahih, Rasulullah SAW bersabda;

“Sungguh mengagumkan perihal mu’min. Semua hal yang dialaminya baik. Jika mendapat hal yang menyenangkan, ia bersyukur. Maka hal  itu menjadi suatu kebaikan baginya.
Jika ia tertimpa hal yang menyakitkan, ia bersabar. Maka hal  itu menjadi suatu kebaikan baginya.
Sifat itu tidak dimiliki siapapun kecuali oleh seorang mu’min”.

2.       Berperilaku baik melalui ucapan, perbuatan dan segala bentuk al-Ma’ruf.
Poin kedua ini merupakan salah satu sarana untuk mengatasi kegundahan, kesedihan dan kegelisahan. Allah SWT berfirman :

سُوۡرَةُ النِّسَاء

۞ لَّا خَيۡرَ فِى ڪَثِيرٍ۬ مِّن نَّجۡوَٮٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَـٰحِۭ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ‌ۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِيهِ أَجۡرًا عَظِيمً۬ا (١١٤)

Surah WANITA
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh [manusia] memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.
(QS. An-Nisaa’ [4] : 114)

Allah menerangkan bahwa kebaikan akan menghasilkan kebaikan pula. Bahkan kebaikan juga bisa menangkis keburukan. Tetapi apa yang akan didapat oleh seorang mu’min lebih sempurna karena kebaikannya timbul dari keikhlasan yang hanya berharap pada Allah SWT. Allah SWT akan menganugrahinya kemuliaan yang didalamnya juga termasuk hilangnya kegundahan, keruwetan, kesedihan, kegalauan dan cobaan berat lainnya.

3.       Menyibukkan diri dengan melakukan suatu pekerjaan atau mengkaji ilmu-ilmu yang bermanfaat.
Kegiatan ini sangat baik untuk memperluas cakrawala pengetahuan sehingga seorang mu’min bisa menjadi hamba yang selalu bersyukur akan segala kasih sayang Allah SWT. Dan sesungguhnya terapi yang manjur untuk orang yang mengalami keguncangan dan kekalutan batin adalah dengan menyibukkan pada berbagai kegiatan yang bermanfaat dan tak lupa untuk selau mengingat Allah SWT.

4.       Konsentrasi untuk menghadapi hari ini.
Salah satu cara untuk meraih kebahagiaan hidup adalah berkonsentrasi dengan berbagai kegiatan positif kita sehari-hari yang tengah kita hadapi. Dan menghentikan pikiran dari angan-angan masa depan dan kesedihan  masa lalu.
Rasulullah SAW bersabda:

“Berupaya keraslah untuk mencapai apa yang bermanfaat bagimu
dan memohonlah pertolongan kepada Allah serta janganlah kamu lemah.
Jika kamu tertimpa sesuatu,
janganlah kamu berkata; ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu akan terjadi demikian dan demikian’.
 Akan tetapi, katakanlah; ‘Allah telah menaqdirkan (ini)’.
Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Karena kata ‘Andaikan’ membuka pintu perbuatan syetan”.
(Hadis riwayat Muslim dalam shahih-nya)

Hadis Rasulullah SAW mengajarkan kita agar berlindung dari al-hamm (kegundahan yang mungkin terjadi dimasa mendatang) dan al-huzn (kesedihan terhadap perkara-perkara yang telah lampau). Kita harus selalu memohon pertolongan Allah SWT dalam upaya untuk mencapai hal-hal yang bermanfaat serta tidak tunduk pada sesuatu yang melemahkan.

5.       Memperbanyak Dzikir kepada Allah SWT.
Karena berdzikir mempunyai pengaruh yang sangat mengagumkan untuk melapangkan dan menentramkan hati. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :

سُوۡرَةُ الرّعد

ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِ‌ۗ أَلَا بِذِڪۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَٮِٕنُّ ٱلۡقُلُوبُ (٢٨)

Surah GURUH
[yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.
(QS Ar-Ra’ad [13] : 28)


6.       Mensyukuri berbagai ni’mat Allah SWT baik yang zhahir maupun yang batin.
7.       Pandanglah ke bawah, anda akan menemukan besarnya ni’mat Allah SWT.
Rasulullah bersabda;

“Pandanglah orang yang lebih bawah darimu (dalam materi)
dan jangan kamu pandang orang yang lebih di atasmu.
Hal itu lebih cocok bagimu,
agar kamu tidak merendahkan ni’mat Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu”.

8.       Melupakan cobaan yang telah lampau dengan bertawakkal sepenuhnya pada Allah SWT.
9.       Memohon pembenahan Ilahi dalam segala urusan.
Hal yang paling bermanfaat dalam hal ini adalah do’a. Seperti yang telah Allah SWT ajarkan, yaitu;

“Ya Allah, perbaikilah kehidupan religiku, yang ia adalah benteng dari segala urusanku.
Perbaikilah urusan duniawiku, yang padanya kehidupanku.
Perbaikilah perkara akhiratku, yang kepadanya tempatku kembali.
Jadikanlah hidup ini sebagai lahan upayaku menambah segala kebajikan,
dan jadikanlah kematian sebagai titik henti bagiku dari segala keburukan”.
(Hadis riwayat Muslim)

***
“Ya Allah, hanya Rahmat-Mu jualah yang kuharap.
Karenanya janganlah Engkau titipkan diriku pada diriku walaupun sekejap mata,
perbaikilah keadaanku seluruhnya.
Tiada Tuhan yang Haq disembah selain Engkau”.
(Hadis riwayat Abu Dawud dengan sanad shahih)

10.   Memandang ringan segala cobaan.
11.   Jangan mudah terguncang oleh bayangan atau khayalan buruk yang umumnya dipengaruhi oleh pikiran yang buruk.
12.   Selalu bertawakkal kepada Allah SWT.
Tidak takluk atau dikuasai oleh oleh bayangan dan khayalan buruk. Harus sejahtera lahir batin, hanya berharap pada kasih saying Allah SWT semata.

سُوۡرَةُ الطّلاَق

وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُ‌ۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦ‌ۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (٣)
Surah TALAK
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan [keperluan] nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan [yang dikehendaki] Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
 (QS At-Thalaq [65] : 3)

13.   Bersikap adil dan bijaksana dalam bergaul
Rasulullah SAW bersabda;

“Janganlah seorang mu’min lelaki membenci seorang wanita mu’minah.
Karena kalaupun ia tidak menyenangi suatu karakter yang ada padanya,
tentu ia menyenangi karakter lain yang ada padanya”.
(Hadits riwayat Muslim)

14.   Masa bahagia itu tak lama, karena itu jangan diperpendek lagi dengan larutan kegundahan dalam kekeruhnya pikiran.
15.   Yakinlah, bahwa cobaaan itu sangat kecil jika dibandingkan dengan besarnya karunia Allah SWT.
16.   Usahakan dengan kesungguhan untuk tidak terpancing emosi oleh tutur kata buruk seseorang yang diarahkan kepada kita.
17.   Arahkan pikiran kita ke hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan religi maupun duniawi.
18.   Menata hati untuk hanya mengharap pada ridho Illahi dalam setiap ibadah kita.

سُوۡرَةُ ٱلدَّهۡر / الإنسَان

إِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِوَجۡهِ ٱللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنكُمۡ جَزَآءً۬ وَلَا شُكُورًا (٩)

Surah MANUSIA
Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula [ucapan] terima kasih.
(QS. Al-Insan [76] : 9)

19.   Meraih dan melakukan al-Fadha’il (tindakan-tindakan utama).
20.   Ciptakan suasana jernih dan manis dibalik kekeruhan.
21.   Jadikan ketenangan batin dan pemusatan jiwa sebagai sarana untuk menangani pekerjaan penting.
22.   Prinsip menghargai waktu.
23.   Pandai-pandailah memilih dan memilah pekerjaan juga teman.

Demikianlah tips dari Asy-Syaikh Abdur-Rahman bin Nashir As-Sa’di. Supaya bisa direnungkan dan diaplikasikan oleh siapa saja yang memerlukannya.


Sumber : 23 Kiat Hidup Bahagia (Al-Wasailu al-Mufidah lil-Hayatis-Sa’idah)

~* Rienz *~

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalammualaikum, minta infonya buku 23 kiat hidup bahagia bisa di beli di mana ya? Susah cari yang jual. Jazakillah khair.