Rabu, 17 Oktober 2012

Kitab AL-HIKAM - Mutiara Hikmah 24 : Jangan Remehkan Apa yang Telah Allah Berikan pada Seorang Hamba


Mutiara Hikmah 24


Jangan Remehkan Apa yang Telah Allah Berikan pada Seorang Hamba


Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan oleh Allah dalam menjaga wiridnya, dan dilanggengkannya dalam keadaan demikian,
namun lama ia tidak mendapat pertolongan-Nya, maka jangan engkau sampai meremehkan apa yang Allah berikan itu kepadanya,
hanya karena engkau belum melihat tanda-tanda orang ‘arif ataupun
cahaya indah seorang pecinta Allah pada hamba itu.
Kalaulah bukan karena karunia warid, tentu tidak akan ada wirid.”


Penjelasan:
Tidak ada satupun amalan baik yang kita lakukan, kecuali akan mengguratkan bekas (kesan) secara langsung dalam hati kita. Hal ini dimaksudkan dengan warid. Kita semua pada dasarnya memiliki warid sebagai buah dari amalan kita. Dan hal ini berlangsung terus-menerus. Sebab, setiap amalan yang hamba lakukan akan menorehkan kesan dalam hati. Maka begitu juga halnya dengan taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah), dimana ia juga memiliki bekas di dalam hati pelakunya.

Dari penjelasan di atas, Syaikh Ibn ‘Atha’illah hendak berpesan, bahwa sesungguhnya warid itu dituangkan Allah Ta’ala ke dalam hati seorang hamba tanpa pendahuluan. Karena, semua sarana beramal dan fasilitas yang kita gunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala merupakan karunia dari-Nya juga.

Dari mutiara hikmah ini dapat disimpulkan, bahwa pada hakikatnya tidak ada wirid kecuali pasti akan mendatangkan warid. Sebab, hal yang membuat seorang hamba berada pada posisi wiridnya adalah warid. Oleh karena itu, apabila kita mendapati hamba yang senantiasa melazimkan wirid-wiridnya, maka itu merupakan pertanda adanya warid yang diberikan oleh Allah kepadanya. Disini Ibn ‘Atha’illah berpesan, janganlah kita menganggap rendah hamba yang memiliki wirid dan ibadah tertentu, karena ia memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah.


Catatan :
Ø Butir mutiara hikmah ini, pertama kali aku mendapatkannya dari Prof.Dr.H. Nasaruddin Umar, MA dalam kajian tasawuf – MASK yang diasuh oleh beliau.


Semoga bermanfaat…



Sumber:
Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari, Dr. Ismail Ba’adillah, Khatulistiwa Press, Cetakan Kedua Juni 2008.

0 komentar: