Senin, 04 April 2016
Golongan ke – 2 : Orang-Orang Yang Menyucikan Diri
Golongan ke – 2
Orang-Orang Yang Menyucikan
Diri
Allah SWT berfirman,
... إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٲبِينَ وَيُحِبُّ
ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ (٢٢٢)
… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (QS Al-Baqarah : 222)
Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda;
“Wahai kaum Anshar, sesungguhnya Allah telah memuji kalian dalam hal
kebersihan, apakah (sebenarnya) kebersihan kalian itu?”. Merekan berkata, “Kami
berwudhu untuk menegakkan shalat, mandi karena junub dan membersihkan kotoran
dengan air”. Rasulullah SAW berkata, ya memang itulah, maka peliharalah ia”.
(HR. Ibnu Majah No. 355, Shahih)
Allah SWT memerintahkan hambaNya untuk menyucikan diri dengan
membersihkan hadas besar dan hadas kecil. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT;
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِذَا قُمۡتُمۡ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ
فَٱغۡسِلُواْ وُجُوهَكُمۡ وَأَيۡدِيَكُمۡ إِلَى ٱلۡمَرَافِقِ وَٱمۡسَحُواْ
بِرُءُوسِكُمۡ وَأَرۡجُلَڪُمۡ إِلَى ٱلۡكَعۡبَيۡنِۚ وَإِن كُنتُمۡ جُنُبً۬ا
فَٱطَّهَّرُواْۚ وَإِن كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٌ۬
مِّنكُم مِّنَ ٱلۡغَآٮِٕطِ أَوۡ لَـٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ
مَآءً۬ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدً۬ا طَيِّبً۬ا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِڪُمۡ
وَأَيۡدِيكُم مِّنۡهُۚ مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجۡعَلَ عَلَيۡڪُم مِّنۡ حَرَجٍ۬
وَلَـٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمۡ وَلِيُتِمَّ نِعۡمَتَهُ ۥ عَلَيۡكُمۡ
لَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (٦)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan [basuh] kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air [kakus] atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik [bersih]; sapulah mukamu dan
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur. (QS Al-Ma'idah : 6)
Adab-adab
bersuci :
1 1) Dari Annas ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW apabila
memasuki kamar kecil (WC), beliau mengucapkan;
"Allahumma inni A'udzubika minal
Hubutsi wal Khobaits" (Ya Allah aku berlindung
kepada-Mu dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan). (Muttafaqun 'Alaihi
-disepakati Imam al-Bukhori dan Muslim)
2) Dari Aisyah ra, dia berkata bahwa Rasulullah SAW apabila keluar
dari kamar kecil (WC) beliau mengucapkan;
"Gufroonaka (Aku memohon ampunan-Mu). (Shahih, Abu
Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
3) Dianjurkan juga jika masuk kamar kecil (WC) mendahulukan kaki
kiri, karena urusannya tidak mulia. Dan mendahulukan kaki kanan bila keluar
kamar kecil (WC), karena urusannya lebih
mulia.
4) Jika ditempat yang luas dianjurkan untuk
menjauh agar tidak terlihat.
5) Dianjurkan agar tidak
mengangkat pakaian terlebih dahulu hingga dekat dengan tempat buang air.
6) Tidak diperbolehkan menghadap
kiblat atau membelakanginya, baik di padang pasir maupun di dalam bangunan.
7) Diharamkan buang air di jalan umum atau di tempat berteduh.
8) Dimakruhkan kencing di tempat mandi.
9) Haram kencing di air yang diam, tidak mengalir.
10) Diperbolehkan kencing dengan berdiri, namun posisi duduk lebih
utama.
11) Diwajibkan untuk membersihkan diri dari kencing.
Dari Ibnu Abbas ra, ia
berkata;
"Rasulullah SAW melewati dua kuburan,
lalu bersabda, "Ketahuilah bahwasanya keduanya sungguh sedang disiksa, dan
keduanya disiksa bukan karena masalah dosa besar. Adapun salah seorang dulu
selalu mengadu domba, sedangkan yang lainnya dahulu tidak membersihkan diri dari
kencing".
(Muttafaq 'Alaih; Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud dan
An-Nasa'i)
12) Tidak memegang kemaluan dan
cebok dengan tangan kanannya ketika kencing.
13) Diperbolehkan untuk
membersihkan najis dengan air, batu atau semakna dengannya. Namun dengan air lebih utama.
14) Tidak diperbolehkan kurang
dari tiga batu.
15) Tidak diperbolehkan
membersihkan najis dengan tulang atau kotoran hewan.
Sifat Wudhu
Dari
Ibnu Umar ra,, ia berkata,
"Saya
telah mendengar Rasulullah SAW bersabda;
"
Shalat itu tidak diterima tanpa bersuci". (HR. Muslim & Tirmidzi)
Syarat sah-nya wudhu
adalah:
1) Niat, Nabi
SAW bersabda, "Sesungguhnya amal perbuatan itu hanya (dihitung) dengan
niat". (Muttafaq 'Alaih; Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa'i,
Ibnu Majah).
2) Membaca
"Bismillah". Rasulullah SAW bersabda,
“Tidak ada (tidak sah) wudhu bagi yang
tidak menyebut nama Allah ketika berwudhu.”
3)
Berurutan.
Imam
Asy-Syafi'i berkata, "Tidak cukup jika hanya mencuci kedua tangannya saja
kecuali dengan dicuci diantara ujung-ujung jari sampai siku-siku. Dan (tidak
cukup) mencuci bagian atas dan bawahnya serta ujung-ujung jari hingga sempurna
dalam mencucinya. Dan apabila ada yang ditinggalkan walaupun sedikit, maka
tidak sempurna. Kemudian mengusap kepalanya dan wajib meratakannya, kemudian
mengusap kedua telinganya bersamaan dengan mengusapkan kepalanya satu kali
saja. Lalu mencuci kedua kakinya dimulai dari ujung-ujung jari kaki bagian atas
sampai kedua mata kaki dan menyela-nyela celah-celah jarinya dengan air. Dan
apabila dia sudah mengenakan kaos kaki (khuf) dan ketika mengenakannya dalam
keadaan suci dari hadas, maka hendaklah ia mengusap bagian atas kaos kaki
(khuf). Jika sudah sselesai maka hendaklah berdoa.
Dari
Umar ra., ia berkata bahwa Rasulullah SAW;
"Barangsiapa
berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, kemudian mengucapkan,
'Asyhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu’ [Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan Allah]. 'Allahummaj
‘alni minat tawwabiina waj’alnii minal mutathohhiriin' [Ya Allah jadikanlah aku
termasuk hamba-hambaMu yang rajin bertaubat dan menyucikan diri]. Pasti delapan
pintu surga akan dibukakan baginya dan dia
bebas masuk dari pintu mana saja
yang ia kehendaki” . (HR. Muslim, Abu Dawud, Trinidad & An- Nasa'i)
Doa
lain yang diajarkan Rasulullah SAW adalah:
Dari
Abu Sa'id Al-Khudri, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda;
"Barangsiapa berwudhu
lalu mengucapkan ’Subhaanaka
allahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu
ilaika’ [Maha suci Engkau ya Allah,
(aku menyucikanMu) dengan memujiMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan (yang berhak
disembahan) kecuali Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu] maka
akan ditulis (pahala baginya) di lembaran kemudian diberi cap dan tidak akan
dikoyakkan sampai hari kiamat".
(HR Al-Hakim, Shahih)
Bagi
orang yang sudah berwudhu dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat.
Dari
Abu Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda kepada Bilal waktu shalat subuh;
"Wahai
Bilal katakanlah kepadaku suatu amalan yang telah kamu kerjakan dalam agama islam
yang lebih banyak engkau bersikaplah manfaatnya bagimu, karena tadi malam aku
mendengar suara kedua sandalmu di dalam surga". Bilal
menjawab,"Tidaklah aku berbuat amalan dalam islam yang lebih banyak aku
harapkan manfaatnya, yaitu; aku bersuci
dengan sempurna, baik di malam maupun siang hari, melainkan dengan bersuci
itu aku menegakkan shalat yang telah ditakdirkan Allah bagiku".
(Muttafaq
'Alaih, Bukhari & Muslim)
Adapun
untuk mandi janabah, syarat sah nya adalah niat, dan dalam pelaksanaannya
diwajibkan untuk meratakan air ke seluruh anggota badan.
Dari
Aisyah ra, ia berkata;
"Rasulullah
SAW apabila mandi karena junub, Beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya,
kemudian menuangkan air dengan tangan kanannya ke tangan kirinya, lalu
membasuhkannya pada kemaluannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhu untuk
shalat, kemudian mengambil air lalu memasukkan jari-jarinya sampai ke pangkal
rambut hingga apabila beliau melihat guyuran air telah rata (ke seluruh tubuh),
maka beliau mengambil air dengan tangannya dan dituangkan ke atas kepalanya
sebanyak tiga kali kemudian meratakan air ke seluruh badannya, kemudian membasuh
kedua kakinya".
(HR. Muslim)
Dalam
masalah mandi janabah, perempuan juga sama seperti laki-laki dan ia tidak harus
melepas tali rambutnya. Tetapi kalau mandi janabah karena haid diharuskan untuk
membuka ikatan tali rambutnya.
Semoga
bermanfaat…
~ Rienz ~
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




0 komentar:
Posting Komentar