Selasa, 08 Juni 2010

Langkah Kanan di Awal Sisa Umurku

Tak ada perayaan yang seru...
Tak ada minuman dan makanan spesial...
Tak ada musik yg melenakan...
Datar saja kurasa...
Tak mengapa...karena itulah yang aku inginkan...

Tenang... Damai...
Hanya aku dan Pemilikku...

Terbetik Rumi di benakku...
Lalu Syair-syairnya menuntunku padaNya...


Kembali Pada Tuhan


Jika engkau belum mempunyai ilmu,
hanyalah prasangka, maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya !

Jika engkau hanya mampu merangkak, maka merangkaklah kepadaNya!


Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk, maka tetaplah persembahka
n doamu yang kering, munafik dan tanpa keyakinan; karena Tuhan dengan rahmatNya akan tetap menerima mata uang palsumu!

Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan, maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!

Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji, ayolah datang dan datanglah lagi!
Kerana Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa ataupun terpuruk ke dalam jurang, ingatlah kepadaKu, karena Akulah jalan itu.”

****


Mujahadah dan Makrifat


Makrifat itu pengenalan jiwa

Mengenal jiwa dan mengenal Tuhannya
Mengenal dengan sejelas jelasnya
Tidak kabur tapi jelas nyata

Mujahadah itu perjuangan dan usaha

Makrifat itu menuai hasilnya


Mujahadah itu dalam perjalanan

Makrifat itu matlamat tujuan

Makrifat itu pembuka rahasia
Makrifat itu sendiri rasa
Makrifat itu sagunya

Mujahadah itu memecah ruyungnya.

***


Saatnya Untuk Pulang

Malam larut, malam memulai hujan inilah saatnya untuk kembali pulang.

Kita sudah cukup jauh mengembara menjelajah rumah-rumah kosong.

Aku tahu: teramat menggoda untuk tinggal saja
dan bertemu orang-orang baru ini.

Aku tahu: bahkan lebih pantas untuk menuntaskan malam di sini bersama mereka, tapi aku hanya ingin kembali pulang.

Sudah kita lihat cukup destinasi indah dengan isyarat dalam ucap mereka Inilah Rumah Tuhan.

Melihat butir padi seperti perangai semut, tanpa ingin memanennya.

Biar tinggalkan saja sapi menggembala sendiri dan kita pergi ke sana: ke tempat semua orang sungguh menuju ke sana: ke tempat kita leluasa melangkah telanjang.

****

0 komentar: