Kamis, 17 Januari 2013
Kitab AL-HIKAM - Mutiara Hikmah 32 : Karunia yang Bisa Menjadi Bencana
Karunia yang Bisa Menjadi Bencana
“Takutlah
akan karunia Allah yang selalu engkau peroleh
sementara
engkau tetap berbuat maksiat kepada-Nya,
sebab itu
bisa jadi istidraj bagimu (lambat laun akan menghancurkanmu).”
سُوۡرَةُ القَلَم
فَذَرۡنِى وَمَن
يُكَذِّبُ بِہَـٰذَا ٱلۡحَدِيثِۖ سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ
(٤٤)
Surah KALAM
Maka serahkanlah [ya
Muhammad] kepada-Ku [urusan] orang-orang yang mendustakan perkataan ini [Al
Qur’an]. Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur [ke arah
kebinasaan] dari arah yang tidak mereka ketahui,
(QS Al-Qalam [68] : 44)
Penjelasan:
Kata “istidraj” dalam hikmah
ini memiliki makna “mengulur waktu”, atau member kesempatan secara terus-menerus,
sampai sang hamba bertambah lupa dan kemudian dibinasakan. Setiap hamba berbuat
dosa, maka ditambah kenikmatan pada, serta dilenakan ia dari meminta apapun
atasnya.
Kata “istidraj” bisa pula bermakna “memperdayakan”. Sebagaimana
yang terdapat dalam firman Allah Ta’ala berikut ini:
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُڪِّرُواْ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَبۡوَٲبَ
ڪُلِّ شَىۡءٍ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُواْ بِمَآ أُوتُوٓاْ أَخَذۡنَـٰهُم بَغۡتَةً۬
فَإِذَا هُم مُّبۡلِسُونَ (٤٤)
Surah BINATANG TERNAK
Maka tatkala mereka
melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan
semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira
dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan
sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
(QS An-An’aam [6] : 44)
Oleh karena itu, Syaikh Ibn ‘Atha’illah
berpesan, jangan sampai kita terlena oleh kemaksiatan, sementara disaat yang
sama kita tengah menikmati anugrah berupa kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan.
Catatan :
Ø Butir
mutiara hikmah ini, pertama kali aku mendapatkannya dari Prof.Dr.H. Nasaruddin Umar, MA dalam kajian
tasawuf – MASK yang diasuh oleh beliau.
Semoga bermanfaat…
Sumber:
Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari, Dr. Ismail Ba’adillah, Khatulistiwa Press, Cetakan Kedua Juni 2008.
Diposting oleh
atik
di
2:19:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



1 komentar:
Semoga kita selalu dalam limpahan hidayah Allah swt.
Posting Komentar