Senin, 16 Mei 2011
IBNU KHALDUN
IBNU KHALDUN
Sang Mahaguru
Penulis : Bensalem Himmish
Penerjamah : dari Al – ‘Allama
Penerbit : Lentera Hati
Cetakan : I, Jumada al-‘Ula 1432 H / Mei 2010
Tebal : vi + 523 Halaman
Hhhhfffiuuhh… Satu lagi kesulitan telah terlepas…
Setelah hampir sebulan selalu bersama, akhirnya selesai juga aku dengan “Ibnu Khaldun“.
Tak mudah bagiku untuk memahami kisah hidup “Sang Mahaguru” melalui tulisan Bensalem Himmish ini. Pelan-pelan bahkan tak jarang aku mengulang lagi setiap bab yang sudah terlewat untuk menggapai kedalaman makna dari kisah ini. Tetapi tetap saja aku merasa masih selalu ada di permukaan. Hmmm…Benar-benar sulit…
Tidak seluruhnya kisah hidup Ibnu Khaldun dituangkan dalam novel ini. Penulis hanya membahas kisahnya ketika Sang Mahaguru tinggal, berkiprah dan akhirnya wafat di wilayah Mesir. Mungkin karena si penulis orang Mesir kali yah… Tapi sepertinya memang tak akan mungkin diceritakan seluruhnya karena akan butuh banyak waktu dan media untuk menggali dan mendalami ilmu dari kisah hidup Beliau.
Menurutku novel biografi ini lumayan menarik meskipun di Bagian I agak membingungkan dan menjemukan. Yaitu ketika Sang Mahaguru mendiktekan semua buah pikirnya kepada si juru tulis yang bernama Hammu Al-Hihi. Ibnu Khaldun selalu dan tidak pernah lelah menggali kedalaman makna dan nilai-nilai spiritual dari setiap ilmu dan segala persoalan hidup ini. Sepertinya Beliau merasa hidupnya sia-sia jika menjadi pribadi yang dangkal dan jauh dari Allah SWT. Oleh karena itu karya-karya Beliau selalu rasional, orisinil, faktual dan tidak terjebak dalam keajaiban dongeng.
Ibnu Khaldun adalah seorang cendekiawan muslim yang legendaris dan buah pikirnya masih diperbincangkan karena masih relavan dengan situasi dan perkembangan dunia saat ini. Pemikir hebat ini lahir pada tanggal 27 Mei 1332 M atau 1 Ramadhan 732 H di Tunisia dari keluarga Bani Khaldun yang banyak berkarir di bidang politik dan akademik. Sang Mahaguru yang bernama lengkap Abu Zaid Abdur Rahman bin Muhammad bin Khaldun al-Hadrami ini juga sering dipanggil dengan nama Abdurrahman atau Waliyudin saja. Nenek moyang Ibnu Khaldun sebenarnya breasal dari Hadramaut, Yaman. Pada abad ke-8 Bani Khaldun hijrah ke Seville (Spanyol) setelah daerah itu ditaklukkan oleh islam. Ketika Seville berhasil ditaklukkan oleh penguasa Kristen pada abad ke-13, Bani Khaldun hijrah ke Maroko dan menetap di Tunisia .
Sejak masih sangat belia Ibnu Khaldun sudah haus akan ilmu pengetahuan. Jadi tidak heran jika di usia muda penganut mazhab maliki ini sudah hafal Al-Qur’an, menguasai tajwid, menguasai ilmu klasik seperti; filsafat, tasawuf dan metafisika, menguasai ilmu politik, sejarah, ekonomi, geografi serta hukum. Banyak sudah buku-buku yang dihasilkan dari kejeniusannya. Beliau menulis buku dari berbagai tema, seperti matematika, sejarah, mantiq sampai tawasawuf. Dari semua karyanya ada satu yang hingga kini masih digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran, yaitu Al-Muqaddimah karena buku ini adalah cikal bakal dari ilmu sosiologi. Jadi tidak berlebihan jika Beliau juga dikenal sebagai ekonom, sosiolog, sejarawan yang sangat mumpuni karena dengan izin Allah SWT Beliau dianugerahi kemampuan untuk mengusai berbagai jenis ilmu pengetahuan.
Perjalanan hidup Ibnu Khaldun penuh liku petualangan. Beliau pernah menduduki berbagai jabatan di beberapa Negara. Beliau juga pernah mendekam di penjara karena berseberangan pandangan dengan penguasa maupun lawan politiknya. Ketika terjadi kekacauan politik di Maghrib, Ibnu Khaldun hijrah ke Iskandariah, Mesir. Di Mesir Ibnu Khaldun menjadi Dosen Ilmu Fiqih Mazhab Maliki di Akademi Shalihiyah dan tak lama kemudian diangkat menjadi Hakim Kerajaan.
Ketika keluarganya tertimpa musibah pada pertengahan tahun 787 H, Ibnu Khaldun mundur dari jabatannya. Ia kemudian mengasingkan diri ditemani oleh pembantu setianya, Sya’ban as-Sikkit. Saat mengasingkan diri itulah, secara kebetulan Ibnu Khaldun mengenal pasangan suami-istri, Hammu al-Hihi dan Ummu Banin. Hammu al-Hihi kemudian secara sukarela menjadi asisten Sang Mahaguru.
Pada Bagian II kita bisa mengenal sosok Ibnu Khaldun secara pribadi lagi karena disitu penulis mengungkapkan pergolakan psikologis Sang Mahaguru pasca kehilangan keluarganya juga ketika menjalani profesianya dalam sebuah perenungan yang panjang dan dalam. Kesabaran dan keikhlasan Sang Mahaguru berbuah indah karena setelah berhaji, pelita hidupnya yang sempat meredup kembali bersinar terang dengan kehadiran Ummul Banin (janda Hammu al-Hihi) disisinya.
Selain aktif dalam dunia politik dan pendidikan dalam negeri ketika Dinasti Mamluk berkuasa, Ibnu Khaldun juga disegani oleh banyak petinggi dan cendekiawan dari luar Mesir. Pada Bagian III kita bisa mengetahui sepak terjang Ibnu Khaldun menghadapi seorang agressor paling sadis saat itu, bernama Timur Lang. Timur Lang adalah generasi penerus Genghis Khan yang sudah menjadi muslim. Kendati ia seorang muslim Timur Lang masih saja bertindak kejam kepada bangsa yang ditaklukkannya. Saat itu Timur Lang beserta pasukannya sedang bersiap-siap untuk menaklukkan kekuasaan Mamluk Faraj. Untuk mencegah efek negatif dari penyerbuan itu, Ibnu Khaldun dengan dibantu oleh cendekiawan Mesir lainnya melakukan negosiasi agar Timur Lang membatalkan niatnya untuk menjatuhkan Mamluk Faraj. Kendati negosiasi itu berjalan alot, namun membuahkan hasil yang menggembirakan terutama bagi kubu Mamluk Faraj.
Pada tanggal 19 Maret 1406 M atau 25 Ramadhan 808, Ibnu Khaldun wafat. Beliau dimakamkan di kompleks pemakaman sufi Kairo, Mesir.
Selain itu kegemarannya akan berbagai bacaan dan keuletannya dalam menuntut ilmu juga patut dicontoh. Dan hal yang paling diutamakan Ibnu Khaldun dalan mengkaji ilmu pengetahuan adalah nilai-nilai spiritualnya. Jadi hendaknya kita juga mengikuti jejak Beliau, yaitu mengeksplor nilai-nilai spiritual dari setiap ilmu yang sedang kita pelajari agar kita menjadi pribadi berintelektual tinggi yang selalu diberkahi Allah SWT.
Amien…
~*Rienz*~
Diposting oleh
atik
di
10:46:00 AM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Bensalem Himmish,
Cerita Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar