Kamis, 19 Maret 2015

SAM DI GI (Bocah yang Tak Bisa Membaca)



SAM DI GI
(Bocah yang Tak Bisa Membaca)
Cerita : Won Yousoon
Gambar : Lee Hyunmi
Penerjemah : Siti Mutiaraningsih
Penyunting : Moemoe dan Dian Hartati
Proofreader : Febri Sribagusdadi Rahayu
Layout Sampul dan setting isi : Tim Artistik dan Sherly
Cetakan I, November 2014
Penerbit : PT Mizan Pustaka
96 Halaman


Pertama, bukan lantaran sedang "booming Korea" aku memilih novel ini dari rak TB Online Aruna Omah Buku, tapi aku kepincut sama penggambaran sosok Sam Di Gi yang lucu. Kedua, ketika membaca judulnya membuat anganku mundur ke-30 tahun yang lalu saat kelas 3 SD. Namanya "Aa", dia anak yang tak bisa duduk tenang menyimak pelajaran. Ada saja ulah yang diperbuatnya, super jahil mulai dari mengganggu teman-teman atau guru sampai merusak properti kelas. Tidak seperti Di Gi yang buta huruf, si "Aa" ini sudah bisa membaca meskipun lambat, hanya saja dia sangat lemah dalam pelajaran matematika dan pelajaran yang menuntut untuk bisa menghafal. Anehnya kalau menghitung uang hampir tak pernah salah dan dia juga lebih cepat menghafal syair lagu-lagu pop terbaru dibandingkan jika disuruh menghafal bacaan sholat atau hafalan istilah-istilah pelajaran. Waktu itu aku tak pernah kepikiran kenapa si "Aa" bisa begitu menjengkelkan, aku juga hampir tak pernah menyapa anak nakal itu kecuali hari Sabtu waktu kegiatan pramuka karena aku satu regu sama dia. Pokoknya menurutku anak itu aneh, jahil, seenaknya sendiri, rusuh dan layak dijauhi. Sayangnya setelah lulus SD kita tak pernah bertemu lagi. 
Aaaaa..... Senangnya jika mengingat masa kecil.

Wajah bahagia Sam Di Gi 

Anak kelas 2 SD itu sebenarnya bernama Um Sam Deok (artinya seseorang yang bermurah hati). Anehnya ia lebih suka dipanggil Sam Di Gi. Pada usia tiga tahun ayah Sam Di Gi meninggal karena sakit kemuadian ibunya juga pergi meninggalkannya dengan dalih mencari nafkah. Akhirnya Sam Di Gi dibesarkan oleh neneknya yang sudah berusia 70 tahun. Sam Di Gi tidak pernah sekolah TK dan neneknya-pun buta huruf dan sepertinya tak punya waktu untuk memantau pelajaran Sam Di Gi di sekolah. Itulah sebabnya mengapa Sam Di Gi menjadi sangat tertinggal dibanding teman-teman dikelasnya. Sam Di Gi sering diabaikan dan direndahkan bahkan di-"bully" oleh teman-temannya karena ia bodoh dan buta huruf. Guru-gurunya juga sudah kehilangan akal bagaimana cara mendidiknya karena berbagai metode sudah diterapkan tetapi Sam Di Gi tetap sulit diajak untuk pintar. Namun demikian meski ia bodoh dan kadang bertingkah laku aneh, tapi bagi neneknya Sam Di Gi adalah anak yang menyenangkan juga ceria.

Sam Di Gi di-bully teman-teman kelasnya

Hingga akhirnya hadir anak pindahan bernama Yeon Bo Ra. Mengetahui Sam Di Gi tak bisa membaca membuat Yeon Bo Ra merasa tertantang. Hanya Yeon Bo Ra yang perduli dengan kekurangan Sam Di Gi. Meskipun perempuan Yeon Bo Ra seorang anak perempuan yang tegas apalagi kepada teman-temannya yang suka membully Sam Di Gi. Yeon Bo Ra rajin meminjamkan buku dongeng bergambar dan sering menceritakan "Pansori" (Cerita-cerita tradisional Korea) saat jam istirahat sekolah. Dengan tulus, sabar dan sederhana akhirnya dalam waktu sebulan Yeon Bora bisa membuat Sam Di Gi bisa membaca dan menulis meskipun terbata-bta dan ada kekurangan. Sam Di Gi merasa gembira dan berterima kasih kepada Yeon Bo Ra  karena sekarang ia sudah bisa menceritakan isi buku dongeng kepada neneknya.

Sam Di Gi ... Fighting !!!

Sam Di Gi belajar membaca bersama Yeon Bo Ra

Sam Di Gi membacakan buku dongeng untuk neneknya

Cerita yang yang sedernana tapi patut dijadikan renungan. Seseorang yang kurang beruntung baik secara fisik atau mental pasti selalu ada disekitar kita. Hendaknya  kita tidak hanya menjadikan mereka objek lelucon atau pelengkap saja. Kita harus bisa merangkul mereka dengan kasih sayang agar hidup lebih ceria dan penuh kehangatan. Paling tidak membantunya agar bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri.


NB :
Aku suka novel anak-anak dari Korea ini. Seperti drama-drama Korea yang umumnya menarik, novel ini juga keren, bagus ceritanya dan bagus pula lukisannya. 


~* Rienz *~

0 komentar: