Kamis, 16 September 2010
GURUN CINTA
Seorang Pria dan Anak Lelakinya Ingin Memiliki Wanita Ini...
Penulis : Francois Mauriac
Penerjemah : Istiani Prajoko
Penyunting : Anton Kurnia
Penerbit : PT. Serambi Ilmu Semesta
Cetakan : I, April 2010
Tebal : 290 Halaman
Jatuh cinta sangat tidak enak
dan berhenti mencintai membuat kita merasa terhina…
“ Gurun Cinta “ berkisah tentang persaingan asmara antara seorang ayah dengan anak lelakinya yang memperebutkan cinta dari wanita yang sama. Tersebutlah seorang remaja tanggung berusia delapan belas tahun yang selalu bersikap skeptis terhadap diri sendiri bernama Raymond Courreges. Ia selalu menggambarkan dirinya sendiri sebagai pribadi yang brutal dan jorok meskipun secara fisik tidak demikian. Raymond digambarkan cukup tampan dan sebagai laki-laki kulitnya pun bersih meskipun disekolahnya ia termasuk anak badung. Raymond datang dari keluarga terpandang dan secara ekonomi juga berkecukupan. Meski demikian hubungan antar anggota keluarga Courrages agak kurang harmonis dan mungkin hal itu menjadi salah satu penyebab mengapa Raymond tumbuh menjadi pribadi yang agak tertutup, cuek, suka berangan-angan dan sepertinya ia lebih suka mengutarakan isi kepalanya kepada dirinya sendiri.
Ayah Raymond bernama Paul Courreges, ia seorang dokter yang cukup terkenal. Ia lebih memilih mengabdikan hidupnya untuk para pasiennya dan laboratoriumnya dibandingkan harus menghabiskan waktu bersama keluarganya. Karena itu Paul tidak dekat dengan anak-anaknya terutama Raymond. Ia dan anak laki-lakinya selalu berseberangan dan jarang ada komunikasi diantara mereka berdua.
Titik balik hubungan antara ayah dan anak itu terjadi karena adanya seseorang wanita yang sama-sama mereka cintai bernama Maria Cross. Maria Cross adalah seorang wanita simpanan seorang bangsawan bernama Victor Larousselle. Maria adalah salah satu pasien dokter Paul. Ia juga wanita yang rapuh secara emosional karena kematian anak kandungnya.
Raymond dan Maria bertemu di dalam Term ketika mereka sama-sama dalam perjalanan pulang dari aktifitas masing-masing. Rupanya pertemuan itu menimpulkan percikan asmara diantara keduanya. Gairah laki-laki belia seperti Raymond tentu saja bergejolak dan ia menginginkan hubungan cinta yang nyata dan tulus. Cinta membuat Raymond berubah karena dia jadi peduli dengan dirinya. Maria sebenarnya juga memendam rasa terhadap Raymond tetapi dia tidak yakin dengan perasaannya sendiri apakah itu cinta atau sekedar pelampiasan karena baru kehilangan anak. Sedangkan kepada Paul perasaan Maria lebih cenderung bersifat platonik karena dia sebagai dokter ia pantas dikagumi.
Awalnya Raymond tidak menduga apa-apa ketika Maria mengaku bahwa ia adalah salah seorang pasien Ayahnya. Tetapi kemudian ia sangat terkejut karena ternyata Ayahnya juga mencintai Maria yang juga sangat dicintainya. Paul yang sebelumnya sudah mencurigai atas perubahan penampilan Raymond akhirnya juga menyadari bahwa anaknya juga mencintai Maria Cross.
Setelah Ayah dan Anak itu mengetahui rahasia masing-masing, hubungan keduanya mulai berubah. Dari dingin menjadi hangat atau dari datar menjadi bergelombang karena Maria Cross menjadi jembatan komunikasi ( aneh )antara mereka berdua. Bagi si Ayah wanita ini adalah godaan untuk meninggalkan keluarga dan karirnya demi sekilas kebahagiaan terakhir. Sedangkan basi si Anak wanita ini adalah sasaran gairah ragawi yang dirasakan sedang tumbuh dalam dirinya.
Setelah tujuh belas tahun secara tidak sengaja kisah mereka bertiga terkuak kembali. Maria Cross memilih untuk mengikat hidupnya pada Victor Larousselle. Meskipun keduanya kalah Paul dan Raymond Courreges mendapatkan kebahagiaan tersendiri karena gunung es yang merintangi hubungan antara keduanya mulai mencair.
Potret kehidupan yang tak lekang oleh masa itu diceritakan dengan bahasa yang sangat apik oleh Francois Mauriac. Banyak kiasan indah yang dituturkan dengan sangat halus juga mengharukan yang menghiasi kisah ini.
Buat yang belum membacanya …
coba deh…
dan temukan pengalaman yang menghanyutkan di dalamnya…
Kalau cinta sedang berkobar,
secara naluriah kita akan berusaha menyembunyikannya.
Tetapi begitu kita rela memupus semua harapan,
begitu ikhlas menerima kelaparan abadi, kehausan abadi,
yang dapat kita lakukan
( atau setidaknya begitulah anggapan kita )
minimal tidak berpura-pura.
~* Rienz *~
Diposting oleh
atik
di
1:48:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Cerita Buku,
Francois Mauriac
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

1 komentar:
Oks...thks ya...
Posting Komentar