![]() |
| Foto diambil dari FB-nya Ustad Arsil Ibrahim, MA |
Senin, 16 Juli 2012
My Dad, My Pious Dad (Ayahku, Ayah Yang Sholeh)
My Dad, My
Pious Dad
Ayahku,
Ayah Yang Sholeh
KH. Arsil Ibrahim, MA
Bilal Media
236 Halaman
Prolog
Jumat malam 06 Juli 2012 / 16 Sya’ban 1433 H termasuk hari yang
bersejarah bagiku. Karena di hari / malam itu Alhamdulillah aku bisa melunaskan
mandat yang diberikan oleh Ibu Yusra, Ibu Prima dan Ibu Paulina (beliau bertiga
sedang ada urusan mendesak) untuk mengkoordinir “Kajian Jumat Malam Al-Hakim”.
Beliau bertiga mempercayakan tugas kepadaku untuk mengkoordinir kajian tersebut
selama dua kali pertemuan. Alhamdulillah dengan Rahmat Allah SWT segala kekuranganku
ditutupi oleh kelebihan teman-teman ta’lim yang selalu siap membantu. Berbagai
bentuk terimakasih mengalir dari sanubariku untuk Lita, Shofa, Ustadz Luqman, H.
Adi dan seluruh teman ta’lim yang selalu setia menghadiri “Kajian Jumat Malam
Al-Hakim”.
Pemateri “Kajian Jumat Malam” pada waktu itu adalah Ustadz Arsil Ibrahim, MA. dengan tema
“Mengenal
Kebesaran Allah SWT Melalui Alam Semesta”. Secara detil Ustadz Arsil
menguraikan panjang-lebar tentang kebesaran Allah SWT ditinjau secara ilmiah –
ilmu pengetahuan yang insya allah mampu mempertebal keimanan para jamaah yang hadir malam itu.
Selanjutnya setelah kajian usai Ustad Arsil memperkenalkan buku yang ingin aku “share”
ini kepada teman-teman. Judul buku ini adalah “My Dad, My Pious Dad”,
ingin tahu???....
terus ikuti aku ya…
My Dad, My
Pious Dad (MDMPD), Ayahku, Ayah Yang Sholeh
Kalau tidak salah ingat aku pernah melihat buku ini di “Islamic
Books Fair”, tetapi dengan cover yang berbeda. Pertama kali melihatnya, aku tak
tertarik dengan buku ini karena “Laskar Pelangi dan Negeri 5 Menara“ kurasa
sudah cukup mewakili. Ternyata setelah membaca buku ini opiniku itu tak
sepenuhnya benar, karena jujur saja “My Dad, My Pious Dad” mengingatkan
aku pada Almarhum Buya HAMKA. Aku tiba-tiba kangen dengan “Di
Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijlk”. Mungkin
karena gaya bertuturnya mirip, setting budaya juga mirip lalu ada pesan
(hikmah) islami yang kental dari ketiga bacaan
ini membuatku menyimpulkan demikian.
Cerita semi fiksi ini bagus sekali sebagi bacaan keluarga karena
mengandung tauladan baik yang patut dicontoh bagi kita semua. Mengapa aku
bilang semi-fiksi? Karena penulisnya sendiri yang menegaskan demikian. Ustadz
Arsil mengatakan bahwa kejadian kejadian dan tempatnya memang nyata hanya ada
penambahan bumbu sedikit supaya kita bisa mengambil dan mengaplikasikan hikmah
dari setiap kebaikan isi buku ini.
Menurut Ustad Arsil Ibrahim kehadiran buku ini sebagai tandingan
dari buku karya Robert Toru Kiyosaki (investor,
usahawan,
penulis
dan motivator)
yang berjudul Rich Dad, Poor Dad. Ustad Arsil
menilai bahwa buku karya Robert Toru
Kiyosaki sangat berbahaya karena bisa menjadikan sesorang untuk lebih Men-Tuhankan
uang (dunia) dibandingkan dengan Me-Tuhankan dan bersyukur kepada Zat Yang Maha
Tinggi, Tuhan Semesta Alam Raya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu sendiri. Dan Ustad
Arsil mengambil rekaman dari kisah dan sosok nyata dalam kehidupannya untuk
dituangkan menjadi sebuah buku yang sarat dengan mutiara hikmah. Sosok itu
adalah ayahanda Ustad Arsil sendiri yaitu Ustad Azrai Ibrahim atau biasa dipanggil
“Abak”.
Seperti kedua karya Buya HAMKA yang
pernah aku baca, aku menilai buku ini sangat bagus sebagai bacaan keluarga atau
bacaan bagi siapa saja, karena kehadirannya mampu menggugah kesadaran keimanan
kita atas Taqdir yang telah digariskan Allah SWT. Buku ini lebih dari sekedar
bentuk kerinduan seorang anak terhadap ayahnya tetapi buku ini juga berisi ilmu
(tips/kiat) yang dapat membantu kita agar senantiasa menjaga serta meningkatkan
kecerdasan rohani serta emosional kita sebagai hamba Allah SWT.
Pada halaman 112 ada sebuah aforisma
sederhana tetapi sangat bagus dan mendalam maknanya terutama bagi jiwaku yang
terkadang mengkerut ini.
Jadikan
jiwamu seluas samudera yang biru.
Berjuta
sampah dituang ke dalamnya setiap hari.
Namun ia
tetap jernih dan biru.
(H. Azrai
Ibrahim)
Alhamdulillah pada bagian apendiks, Ustad
Arsil Ibrahim menjelaskan amalan-amalan yang sering didawamkan oleh
Ayahandanya. Amalan-amalan itu tak terlalu sulit apa lagi menuntut karena dalam
beribadah yang paling utama adalah keihklasan dan kekhusyu’an kita membalas
cinta Allah SWT. Tinggal bagaimana kita menata Qolbu ini agar cahaya Illahi
bisa masuk kedalam diri ini menerangi jalan kita menuju kepada-Nya. Amalan-amalan
yang baik untu ditiru itu antara lain adalah;
· Memperbanyak dan memperbagus amalan-amalan sunnah kita.
· Memperbanyak berdzikir dengan kalimat tauhid “Laa ilaa ha
illallahu” secara khusyu’.
· Memperbanyak istighfar dengan kalimat “Astaghfirullahal ‘Adziim”
secara khusyu’
· Memperbanyak berdzikir dengan “Subhanallahi
Wabihamdih” secara khusyu’.
· Memperbanyak sholawat untuk Nabi Muhammad SAW.
· Melindungi diri dengan Tiga Qul (Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas
= Surat Al Mu'awwidzat).
· Bersiwak.
· Bacaan pelindung dari sengatan binatang berbisa, yaitu; “A’uudzu
bikalimaatillahittaammaati min syarri maa lhalaq”
· Membaca surat Al-Waqi’ah sebagi pelindung dari kemiskinan.
Meskipun buku ini termasuk buku religi
tetapi gaya penuturannya sangat umum, halus khas melayu dan natural sehingga
mudah masuk kedalam sanubari dan pikiran kita. Diharapkan setelah membaca buku ini
bathin kita tergugah / termotivasi dan selanjutnya ada langkah nyata untuk meningkatan
kualitas spiritual dan arah hidup kita.
Aamiin…
Catatan:
Ketika aku bertanya; “Ustad Arsil
mungkinkah suatu hari nanti ustad membuat buku yang didedikasikan untuk
almarhumah ibunda ustad? Karena dalam buku ini porsi beliau sedikit sekali…”
Jawan Ustad Arsil: “Ingin sekali saya berbakti
kepada beliau namun kenangan saya terhadap ibunda sedikit sekali karena ibunda
meninggal ketika saya masih berumur sembilan tahun”
Aku hanya mendesah…hmmm…semoga aku
bisa menimba hikmah lain dari Ustad Arsil Ibrahim.
~* Rienz *~
Diposting oleh
atik
di
2:22:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Cerita Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




4 komentar:
beribu terima kasih untuk sahabat ku ririn yang telah menghadiahkan buku ini, yang pasti telah menstransfer ilmu dari buku ini ke diri ku...
semoga kita menjadi orang yang di syang Allah ya Rin...
Love U
hadeh...hadeh... Aq jd malyu....
sbenernya kalo dikasih banyak ...aq mo kasih ke beberapa temans yg punya anak jg...tapi berhubung sm satu jd...
terima kasih kembali...
mungkin qta gak akan mjd spt mereka yg ada dalam buku ttp paling tidak ada perubahan prespektif dan mindset qta agar qta mendapatkan hasil yg sesuai dgn apa yg Allah SWT mau...
terima kasih kembali Yayan...
assalamualaikum mba riens, aku muti, kalau boleh aku mau ngereferensiin ulasannya tentang buku almarhum ust arsil ibrahim ke catatannya aku,?
rencana nya mau ngajuin buat didigitalisasi buku ini ke istri beliau, sekarang lagi tahap pembicaraan, kayaknya ulasan mba cukup menarik,:)
wa'alaykumussalam. terima kasih Muti atas atensi nya. Sampai detik ini saya msh ingat gurunda Ustadz Arsil kalo sedang mengajar suaranya lembut. Al Fatihah saya untuk Almarhum & salam sehat wal afiat untu istri Almarhum Gurunda tercinta jg keluarga... aamiin
Posting Komentar