Surah KELUARGA ’IMRAN
Senin, 20 Februari 2012
KIAT-KIAT TEGAR MENGHADAPI COBAAN
Asyiknya jika akhir pekan datang kita bisa bersantai bersama keluarga, teman-teman atau melakukan kegiatan memanjakan diri lainnya. Namun Minggu 19 Pebruari 2012 (kemarin) aku memilih memanjakan diriku dengan ilmu dan sharing dengan teman-teman ta’limku.
Alhamdulillah aku dan teman-teman ta’limku (Etty, Shofa, Nining Dan Susi) serta teman-teman dari MKI bias menghadiri kajian muslimin dan muslimah yang diselenggarakan oleh sehati-MKI asuhan Bang Rico Atmaka dan “his beloved wife”, Teh Riris.
Kajian ilmu yang sangat bermanfaat dan mencerahkan itu di selenggarakan di Masjid Baitusslam, Komp. Paspampres, Jl. Merpati I RW6, Kp. Tengah, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Meskipun sejak pagi hingga siang hari hujan mengguyur hampir di seluruh wilayah Jakarta, namun hal itu tak menyurutkan tekadku dan semua teman-teman untuk menimba ilmu dari Ust. Ikhsan Hakim dan Ust. Miftahuddin.
Ingin sekali aku berbagi kajian dari Ust. Miftahuddin tetapi keterbatasanku membuat aku urung melakukannya karena aku takut salah menyampaikannya. Tetapi teman-teman bisa mendapatkan inti kajian yang dibahas oleh Ust. Ikhsan Hakim.
Atas izin dari Ust. Hakim, berikut ini aku hadirkan kepada teman-teman sekalian kajian yang disampaikan oleh beliau.
Semoga bermanfaat….
KIAT-KIAT TEGAR MENGHADAPI COBAAN
Setiap manusia pasti mengalami pasang surut dalam mengarungi kehidupan ini. Nikmat atau kebahagiaan serta musibah atau cobaan pasti datang silih berganti. Dan seorang mukmin wajib bersabar dan bersyukur atas segala musibah atau nikmat yang diberikan Allah SWT. Berikut ini ada beberapa kiat yang insya allah bisa memudahkan seorang mukmin dalam menghadapi setiap ni’mat, ujian atau cobaan yang dipercayakan Allah SWT kepada hamba-hambanya.
1. Mengimani takdir Ilahi
Setiap menghadapi cobaan hendaknya seorang mukmin mengetahui dan memahami bahwa takdir Allah SWT adalah sesuatu hal yang pasti terjadi. Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.”
(HR. Muslim no.53 dari Abdullah bin Amr bin Al’Ash)
Allah telah berfirman dalam surat Al-Anbiya (21) ayat 35:
سُوۡرَةُ الاٴنبیَاء
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةً۬ۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ (٣٥)
Surah NABI-NABI
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan [yang sebenar-benarnya]. Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (35)
Dan juga dalam surat Ali ‘Imron (3) ayat 185 & 186:
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوۡنَ أُجُورَڪُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِۖ فَمَن زُحۡزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدۡخِلَ ٱلۡجَنَّةَ فَقَدۡ فَازَۗ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَـٰعُ ٱلۡغُرُورِ (١٨٥)
۞ لَتُبۡلَوُنَّ فِىٓ أَمۡوَٲلِڪُمۡ وَأَنفُسِڪُمۡ وَلَتَسۡمَعُنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَـٰبَ مِن قَبۡلِڪُمۡ وَمِنَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُوٓاْ أَذً۬ى كَثِيرً۬اۚ وَإِن تَصۡبِرُواْ وَتَتَّقُواْ فَإِنَّ ذَٲلِكَ مِنۡ عَزۡمِ ٱلۡأُمُورِ (١٨٦)
Surah KELUARGA ’IMRAN
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (185)
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan [juga] kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (186)
Beriman kepada takdir merupakan landasan kebaikan yang akan membuat seorang mukmin semakin ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qoyyim mengatakan;
“Landasan setiap kebakan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.”
(Al Fawaid, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah, hal.94, Darul Aqidah, cetakan pertama, tahun 1425 H)
2. Yakinlah bahwa ada hikmah dalam setiap cobaan
“Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah SWT kehendaki pasti ada hikmahnya, baik hikmah tersebut kita ketahui ataupun tidak“. (Syarh ‘Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah, Syaikh Muhammad bin Sholoh Al ‘Utsaimin, hal.151-153, Maktabah Ash Shofaa, cetakan pertama tahun 1426 H)
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran surat Al-Mu’minun (23) ayat 115-116:
سُوۡرَةُ المؤمنون
أَفَحَسِبۡتُمۡ أَنَّمَا خَلَقۡنَـٰكُمۡ عَبَثً۬ا وَأَنَّكُمۡ إِلَيۡنَا لَا تُرۡجَعُونَ (١١٥)
فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّۖ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡڪَرِيمِ (١١٦)
Surah ORANG-ORANG YANG BERIMAN
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main [saja], dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (115)
Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Dia, Tuhan [Yang mempunyai] ’Arsy yang mulia. (116)
Dan juga dalam surat Ad-Dukhan (44) ayat 38-39:
سُوۡرَةُ الدّخان
وَمَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَہُمَا لَـٰعِبِينَ (٣٨)
مَا خَلَقۡنَـٰهُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَـٰكِنَّ أَڪۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ (٣٩)
Surah KABUT
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. (38)
Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan hak, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (39)
3. Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa
Ingatlah bahwa Rasulullah SAW ketika menyebarkan agama islam juga sering mendapat cobaan, baik itu caci-maki, cemoohan bahkan siksa fisik dari orang-orang musyrikin dengan berbagai cara. Jika kita mengingat akan semua musibah yang dialami oleh Beliau, tentu kita tak akan menjadi mukmin yang suka mengeluh. Rasulullah bersabda:
“Musibah yang menimpaku akan menghibur kaum muslimin”.
(Shahih Al-Jami’, 5459, dari Al-Qosim bin Muhammad.
Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini shahih)
Selain itu juga disebutkan:
“Siapa saja yang terasa berat ketika menghadapi musibah, maka ingatlah musibah yang menimpaku Ia tentu akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”
(Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal249, Mawqi’ Al waroq)
Dalam Al-Qur’an surat Hud (11) ayat 52, Allah berfirman:
سُوۡرَةُ هُود
وَيَـٰقَوۡمِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡڪُم مِّدۡرَارً۬ا وَيَزِدۡڪُمۡ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمۡ وَلَا تَتَوَلَّوۡاْ مُجۡرِمِينَ (٥٢)
Surah HUUD
Dan [dia berkata]: "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa." (52)
Selain itu dalam surat Al-Kahfi (18) ayat 103 s/d 105, Allah juga berfirman:
سُوۡرَةُ الکهف
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَـٰلاً (١٠٣) ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُہُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّہُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا (١٠٤) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ وَلِقَآٮِٕهِۦ فَحَبِطَتۡ أَعۡمَـٰلُهُمۡ فَلَا نُقِيمُ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَزۡنً۬ا (١٠٥)
Surah GUA
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" (103)
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya. (104)
Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan [kufur terhadap] perjumpaan dengan Dia. [*] Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi [amalan] mereka pada hari kiamat. (105)
[*]. Maksudnya: tidak beriman kepada pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
4. Ketahuliah bahwa semakin kuat iman, semakin banyak ujiannya
Dari Mush’ab bin Sa’id (seorang tabi’in) dari ayahnya, ia berkata: “Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?”,
Rasulullah SAW menjawab, “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapat cobaan hingga ia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa”.
(HR. Tarmizi no.2398, Ibnu Majah no.4042, Ad Damiri no.2783 Ahmad (1/185).
Syaikh Al Albani dalam Shahih at Targhib wa At Tarhib no.3402
mengatakan bahwa hadits ini sahih)
Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-Ankabut (29) ayat 2-3:
سُوۡرَةُ العَنکبوت
أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ (٢) وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَـٰذِبِينَ (٣) Surah LABA-LABA
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan [saja] mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (2)
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (3)
5. Yakinlah jika di setiap kesulitan ada kemudahan
Dalam Al-Qur’an surat Asy-Syarh ayat 5, Allah SWT berfirman:
سُوۡرَةُ الشَّرح
فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا (٥)
Surah MELAPANGKAN
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (5)
Ayat ini kemudian diulang lagi di ayat ke 6
إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرً۬ا (٦)
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (6)
Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami, bahwa Rasulullah SAW pernah memberi kabar gembira pada sahabatnya dengan ayat tersebut di atas, lalu Beliau mengatakan,
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan”.
(Dikeluarkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya, Tafsir Ath Thobari, 24/49, Dar Hijr)
Pada surat lain yaitu surat At-Tholaq (65) ayat 2-3 Allah juga berfirman:
سُوۡرَةُ الطّلاَق
فَإِذَا بَلَغۡنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمۡسِكُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ أَوۡ فَارِقُوهُنَّ بِمَعۡرُوفٍ۬ وَأَشۡہِدُواْ ذَوَىۡ عَدۡلٍ۬ مِّنكُمۡ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَـٰدَةَ لِلَّهِۚ ذَٲلِڪُمۡ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأَخِرِۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّهُ ۥ مَخۡرَجً۬ا (٢) وَيَرۡزُقۡهُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَحۡتَسِبُۚ وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُ ۥۤۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَـٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىۡءٍ۬ قَدۡرً۬ا (٣)
Surah TALAK
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (2)
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan [keperluan] nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan [yang dikehendaki] Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (3)
6. Hadapilah cobaan dengan bersabar
Yang dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari perilaku emosional, seperti menampar pipi atau merobek baju. (‘Uddatush Shobirin wa Zakhirotusy Syakirin, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal.10, Dar At Turots, cetakan pertama, tahun 1410 H)
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (2) ayat 155 s/d 157:
سُوۡرَةُ البَقَرَة
Surah SAPI BETINA
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (155)
[yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". [*] (156)
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157)
[*]. Artinya: Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali. Kalimat ini dinamakan kalimat istirjaa (pernyataan kembali kepada Allah). Disunatkan menyebutnya waktu ditimpa marabahaya baik besar maupun kecil.
Selain itu juga;
“Ali bin Abi Tholib r.a mengatakan; “Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran”.
(Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis, Ibnu ‘Abdil Barr, hal.250, Mawqi al Waroq)
7. Bersabarlah di awal musibah
Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika telah mengeluh terlebih dahulu di awal musibah. Rasulullah SAW bersabda:
“yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah”
(HR Bukhari no.1283, dari Anas bin Malik)
8. Yakinlah bahwa pahala sabar begitu besar
Seorang mukmin hendaknya menyadari dan memahami akan janji Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar (39) ayat 10, yaitu;
سُوۡرَةُ الزُّمَر
قُلۡ يَـٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ۬ۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٲسِعَةٌۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ۬ (١٠)
Surah ROMBONGAN-ROMBONGAN
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (10)
Ø Al Auza’i mengatakan; “Pahala orang yang bersabar tidak bisa ditakar dan ditimbang. Mereka benar-benar akan mendapatkan ketinggian derajat”.
Ø As Sudi mengatakan; “Balasan orang yang bersabar adalah surga”.
(Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azim, Ibnu Katsir, 12/17, Muassasah Qurthuba)
9. Ucapkan kalimat istirja’
Ummu Salamah (Salah satu istri Nabi Muhammad SAW) berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda;
“Siapa saja dari hambaku yang tertimpa musibah lalu mengucapkan, ‘Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa (Segala sesuatu adalah milik Allah dan aku kembali pada-Nya. Ya Allah berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah gant dengan yang lebih baik’, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik”.
Ketika Abu Salamah (suamiku) wafat, akupun menyebt sebagaimana yang Rasulullah SAW perintahkan kpadaku. Allahpun memberi suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu, yaitu Rasulullah SAW”
(HR Muslim no.918)
Do’a yang disebutkan dalam hadits ini semestinya diucapkan dan dipahami oleh seorang muslim ketika ia ditimpa musibah. Insya Allah ia akan mendapat ganti yang lebih baik. Dan hadits itu bersesuaian dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah (2) ayat 156 yang telah dijelaskan sebelumnya.
10. Introspeksi diri
Musibah dan cobaan boleh adi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik itu, syirik, bid’ah dan sebagainya. Allah ta’ala berfirman dalam Al-qur’an surat Asy Syura (42) ayat 30:
سُوۡرَةُ الشّوریٰ
وَمَآ أَصَـٰبَڪُم مِّن مُّصِيبَةٍ۬ فَبِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِيكُمۡ وَيَعۡفُواْ عَن كَثِيرٍ۬ (٣٠)
Surah MUSYAWARAT
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar [dari kesalahan-kesalahanmu]. (30)
Perbuatan tanganmu sendiri artinya adalah dosa-dosa yang dulu pernah diperbuat. (Tafsir Al-Qur’an Al ‘Azim, Ibnu Katsir, 12/280, Muassasah Qurthuba)
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Akan diselenggarakan siksaan bagi orang-orang beriman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat”.
(dikeluarkan oleh Ibnu Jarir Ath Thobari dalam kitab tafsirnya,
Tafsir Ath Thobari, 20/514)
11. Lebih baik tidak mempersulit diri sendiri
Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 185:
سُوۡرَةُ البَقَرَة
شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَہِدَ مِنكُمُ ٱلشَّہۡرَ فَلۡيَصُمۡهُۖ وَمَن ڪَانَ مَرِيضًا أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ۬ فَعِدَّةٌ۬ مِّنۡ أَيَّامٍ أُخَرَۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِڪُمُ ٱلۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيدُ بِڪُمُ ٱلۡعُسۡرَ وَلِتُڪۡمِلُواْ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُڪَبِّرُواْ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَٮٰكُمۡ وَلَعَلَّڪُمۡ تَشۡكُرُونَ (١٨٥)
Surah SAPI BETINA
[Beberapa hari yang ditentukan itu ialah] bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan [permulaan] Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda [antara yang hak dan yang bathil]. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir [di negeri tempat tinggalnya] di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan [lalu ia berbuka], maka [wajiblah baginya berpuasa], sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari- hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (185)
Catatan:
Kriteria ibadah yang tidak sia-sia diantaranya adalah:
Ø Ibadah yang sesuai dengan petunjuk Allah SWT serta Ittiba’ Rasulullah SAW
سُوۡرَةُ آل عِمرَان
قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٣١) قُلۡ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَۖ فَإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡكَـٰفِرِينَ (٣٢)
Surah KELUARGA ’IMRAN
Katakanlah: "Jika kamu [benar-benar] mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (31)
Katakanlah: "Ta’atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir". (32)
Ø Ibadah secara ikhlas serta tidak mencampur adukkan antara yang Haq dengan yang bathil.
سُوۡرَةُ الاٴنعَام
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَـٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ لَهُمُ
Surah BINATANG TERNAK
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman [syirik], mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (82)
Sumber : AlQur’an Terjemah
Penulis : Muhammad Abduh Tuasikal
Diposting oleh
atik
di
12:18:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Cerita Qolbu,
Cerita Sehati MKI,
Cerita Taklim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar