Jumat, 17 Agustus 2012

Cerita Dari Maroko


CERITA DARI MAROKO
Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub, MA
Maktabah Darus Sunnah
Cetakan I, Mei 2012
177 Halaman


Aku mendapatkan buku ini dari Pengajian Dhuha, minggu pagi di Masjid Agung Sunda Kelapa. Biasanya aku jarang hadir kalau pengajian minggu karena agak berat membuka mata di minggu pagi hari. Tetapi pengaruh dari teman-temanku sangat kuat membuat aku jadi semangat melangkah pagi-pagi ke Masjid Sunda Kelapa. Alhamdulillah dapet oleh-oleh dari Maroko…
Senangnya…

Oleh-oleh ini bibawa langsung dari Prof. KH Ali Mustafa Yaqub yang juga Imam besar masjid Istiqlal dan Pengasuh Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah. Menurutku buku ini seperti sosok nyata Prof. KH Ali Mustafa Yaqub yang hadir dalam bentuk lain ketimbang sebuah diary atau catatan harian dari perjalanan beliau ketika sedang bersafari Ramadhan di Maroko. Gaya bahasa yang beliau gunakan sama persis seperti ketika beliau bertutur menyampaikan pelajaran. Aku merasa sepertinya tak ada kalimat yang di edit atau diperbaharui penyampaiannya dalam buku ini, misalnya :

·     *) Pada akhir bab selalu dituliskan kalimat sejenis ini, “Pembaca, Anda jangan kemana-mana, ikuti terus cerita menarik selanjut”.
·     *) Ada pula banyolan-banyolan khas Prof. KH Ali Mustafa Yaqub yang sama persis penyampaiannya seperti saat beliau mengajar, seperti kata “enggagling carito”.

Hal seperti itulah yang membuat aku tersenyum sendiri dan merasa bahwa sosok Prof. KH Ali Mustafa Yaqub hadir di depanku dan bercerita tentang semua pengalamannya ketika di Maroko.

Keberadaan Prof. KH Ali Mustafa Yaqub di Maroko adalah atas undangan Kemeterian Wakaf dan Urusan Islam Kerajaan Maroko yang sejak masa pemerintahan Raja Hasan II setiap tahunnya mengadakan Kuliah Ramadhan yang disebut al-Durus al-Hasaniyah dalam rangka untuk meningkatkan kualitas para ulama dan umat islam di dunia. Dan perwakilan dari Indonesia adalah Prof. KH Ali Mustafa Yaqub. Akan tetapi Prof. KH Ali Mustafa Yaqub tak bisa mengikuti acara itu secara utuh karena di Indonesia sendiri beliau sudah punya program kerja.

Pertama kali aku mengenal Maroko dari sebuah buku karya Fatimah Mernissi yang berjudul “Perempuan-perempuan Haremku” yang bercerita tentang kehidupan Fatimah di sebuah harem keluarga Mernissi di kota Fez. Dahulu aku mengira Maroko adalah bagian dari Jazirah Arab, tetapi setelah melihat peta ternyata letak Negara itu ada di bagian ujung paling barat benua afrika,  yaitu Afrika Utara. Dalam novelnya Fatimah Mernissi tidak berbicara tentang islam di Maroko, tetapi hanya bagaimana kehidupan wanita dan kondisi sosial-budaya di Maroko. Tetapi dalam bukunya Prof. KH Ali Mustafa Yaqub kita bisa mengetahui bagaimana islam di Maroko beserta hasil-hasil budayanya yang masih kokoh dan terpelihara.

Menurut sejarah Maroko pernah menjadi jajahan Perancis, maka tidak heran juka di negara itu bahasa Perancis menjadi bahasa nomor dua setelah Bahasa Arab. Mayoritas penduduk Maroko memeluk agama islam, itulah sebabnya di sana banyak masjid tua nan megah dan bergaya arsitektur Maroko yang terkenal dengan keindahannya. Selain itu di maroko juga banyak benteng dan bangunan indah lainnya. Aku belum pernah ke Maroko tapi dari buku ini dan dari mesin pencari “google” aku meyakini informasi itu, bahwa negeri itu meskipun tidak sehijau Indonesia namun sangat indah.

Membaca buku ini aku akhirnya mengetahui bahwa pemerintah Maroko sangat konsisten untuk menjaga akidah umat islam di Maroko. Di Maroko banyak terdapat perpustakaan yang terjaga serta terpelihara keberagaman isinya. Pemerintah Maroko memiliki jaringan Televisi dan Radio yang khusus menyiarkan dan menayangkan program keagamaan, yaitu Cahannel al-Sadissah dan Radio al-Qur’an al-Karim Muhammad VI). Andai saja pemerintah di Indonesia bisa mencontoh apa yang pemerintah Maroko, tetapi sepertinya jauh panggang dari api. Meskipun mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam tetapi sesungguhnya pelaksanaan dalam tata cara kehidupan beragamanya menganut paham sekuler karena keberagaman agama yang diakui oleh negara adalah lebih dari lima agama.

Berbeda dengan di Indonesia yang umumnya bermazhab Syafi’i, umat islam di Maroko mayoritas bermazhab Maliki. Tata cara shalat malam atau shalat tarawih di Maroko pun sedikit berbeda dengan di Indonesia. Menurut kitab fiqih Mazhab Maliki, shalat tarawihnya berjumlah 36 rakaat. Akan tetapi umumnya umat islam di maroko melaksanakan shalat tarawih 16 rakaat yang waktunya dibagi menjadi dua, yaitu setelah shalat isya’ 8 rakaat dan tengah malam 8 rakaat kemudian ditambah shalat witir 3 rakaat. Dengan demikian setiap malam Ramadhan umat islam di Maroko selalu melakukan qiyamullail atau shalat tahajjud.

Dalam buku ini juga dijelaskan tentang adzan cara Syi’ah. Ternyata syi’ah tidak hanya ada di Iran saja, tetapi televisi Iraq, al-Iraqiyah sattelite Channel juga menayangkannya. Dalam adzan versi Syi’ah ada beberapa kalimat tambahan yang tidak ada dalam adzan versi Ahli Sunnah.
·         Adzan Syi’ah versi Iran.
Sesudah kalimat “Syahadat” ada tambahan dua kalimat, yaitu:
ü  Aku bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah
ü  Aku bersaksi bahwa Ali adalah Hujjatullah
Kemudian setelah kalimat “Mari Menuju Kebahagiaan” ada satu kalimat tambahan yang dibaca dua kali, yaitu:
ü  Mari menuju amal kebaikan (2x)
·         Adzan Syi’ah versi Iraq.
Sesudah kalimat “Syahadat” ada tambahan dua kalimat, yaitu:
ü  Aku bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah
ü  Aku bersaksi bahwa Ali adalah Hujjatullah
ü  Aku bersaksi bahwa Amirul Mu’minin dan putera-puteranya ma’shum (terjaga dari kesalahan)
Kemudian setelah kalimat “Mari Menuju Kebahagiaan” ada satu kalimat tambahan yang dibaca dua kali, yaitu:
ü  Mari menuju amal kebaikan (2x)

Dalam kesempatan yang baik itu digunakan Prof. KH Ali Mustafa Yaqub untuk berkunjung ke empat kota besar di Maroko yaitu; Casablanca, Rabat, Marrakech dan Fez. Selain itu juga beliau menyempatkan diri untuk bisa bersilaturahmi dengan Duta Besar, staff KeDuBes, masyarakat Indonesia di Maroko dan juga dengan anak-anak didik Beliau yang sedang melanjutkan studinya di Maroko.

Buah tangan yang bagus sekali…..
Hmmm…. Jadi pengen ke Maroko nih…
Semoga niat ini diijabah oleh Allah SWT… Aamiin Yaa Robbal Aalamiin...
 
Pic Maroko dari Google :


Casablanca
 Rabat
 Marrakech
Fez




~* Rienz *~

0 komentar: