Kamis, 09 Agustus 2012

Kitab AL-HIKAM - Mutiara Hikmah 17 : Jangan Tinggalkan Dzikir Dalam Kondisi Apapun



Mutiara Hikmah 17


Jangan Tinggalkan Dzikir Dalam Kondisi Apapun


“Jangan tinggalkan dzikir lantaran hatimu
tidak bisa berkonsentrasi kepada Allah saat berdzikir.
Sebab, kelalaianmu terhadap Allah ketika tidak berdzikir lebih buruk
dari pada kelalaianmu saat berdzikir.
Semoga Allah mengangkat derajatmu dari dzikir yang penuh dengan kelalaian menuju dzikir yang penuh dengan kesadaran (ingat kapada Allah);
dan dari dzikir yang penuh dengan kesadaran
menuju dzikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya.
Juga dari dzikir yang disemangati oleh kehadiran-Nya
menuju dzikir yang meniadakan oleh segala sesuatu selain-Nya.
Dan yang demikian itu bagi Allah bukanlah merupakan sesuatu yang sulit”


Penjelasan:

Ada sebuah hadits qudsi yang menyatakan;
“Aku (Allah) selalu mengikuti sangkaan seorang hamba terhadap-Ku dan Aku senantiasa menyertainya ketika ia mengingat Aku (berdzikir)”.

Sifat lalai yang dimiliki seorang hamba memang berpotensi membinasakan. Oleh karena itu, dzikir menjadi jembatan pemyelamat yang mampu menyambungkan hubungan antara hamba dengan pemilik dirinya.

Ibn “Abbas ra. pernah berkarta, “Semua kewajiban yang diberlakukan oleh Allah Ta’ala atas diri hamba-hambanya memiliki batasan (waktu maupun kemampuan), dimana pada kesemuanya itu terdapat keringanan bagi siapa yang berhalangan di dalam menjalankannya, kecuali dzikir. Dalam dzikir itu tidak ada batasan maupun penghalang yang membebani. Hingga tidak dapat diterima apabila seorang hamba lalai dalam berdzikir”.

Oleh karena itu Syaikh Ibn ‘Atha’illah senantiasa berpesan, “Jangan tinggalkan dzikir!”.  


Catatan :
Ø Butir mutiara hikmah ini, pertama kali aku mendapatkannya dari Prof.Dr.H. Nasaruddin Umar, MA dalam kajian tasawuf – MASK yang diasuh oleh beliau.


Semoga bermanfaat…



Sumber:
Kitab Al-Hikam, Syaikh Ibn ‘Atha’illah as-Sakandari, Dr. Ismail Ba’adillah, Khatulistiwa Press, Cetakan Kedua Juni 2008.

0 komentar: