Rabu, 15 Desember 2010
OLENKA
Penulis : Budi Darma
Penerbit : Balai Pustaka
Tebal : 264 halaman
Seringkali ketika aku berkesempatan berada di Toko Buku ( biasanya sih di Gramedia Matraman ), aku menjumpai “ Orang-orang Bloomington “ di sana, tapi entah mengapa tak tergerak hati ini untuk memilikinya apalagi membacanya. Aku merasa tidak fair dan tidak afdol jika melangkahi Olenka. Lebih enak jika menikmati sesuatu itu secara berjenjang. Terus satu hal lagi alasan keenggananku pada Orang-orang Bloomington adalah karena buku itu merupakan kumpulan cerita pendek ( Kumcer ). Memang tak seharusnya aku memandang sebelah mata pada Kumcer tapi mungkin karena jalan ceritanya yang terlalu singkat membuatku merasa tak puas. Sebelum mengenal “ Olenka ” terlebih dulu aku berkawan dengan “ Rafilus “ karena Olenka termasuk karya sastra yang tidak mudah didapat. Rafilus merupakan karya lain Budi Darma tentang anekdot satir potret hidup anak manusia. Untungnya sewaktu ada pesta buku minggu lalu aku bias bertemu “ Olenka “. Sebenarnya waktu itu ada acara bedah bukunya juga tetapi aku tidak bisa hadir lantaran ada acara lain yang lebih penting dan membahagiakan.
Kisah Olenka ini diilhami oleh kejadian yang dialami sendiri oleh penulisnya – Pak Budi Darma - ketika dia tinggal di Bloomington pada akhir tahun 1979 sewaktu ia masih menjadi mahasiswa di Universitas Indiana. Tokoh utama sekaligus narator dalam novel ini bernama Fenton Drummond. Kisah ini bermula ketika Fenton Drummond secara tidak sengaja berjumpa dengan seorang wanita di lift gedung Tulip Tree. Di dalam lift itu telah ada seorang wanita dewasa bersama tiga orang anak kecil. Mulanya Fenton mengira wanita itu adalah ibu dari ketiga anak tersebut karena wajah mereka yang hampir mirip. Ternyata dugaan Fenton meleset karena ketiga anak itu turun di lantai yang berbeda. Pertemuan tak terduga itu ternyata meninggalkan jejak yang sangat dalam pada diri Fenton. Lambat laun dia jadi terobsesi dengan wanita itu karena setelah itu terjadi perjumpaan-perjumpaan tidak sengaja lainnya. Dan yang lebih parah lagi Fenton menjadi seseorang yang selalu berhalusinasi tentang keberadaan wanita itu.
Kemudian wanita itu diketahui bernama Olenka dan selanjutnya Fanton mendapatkan informasi mengenai Olenka dari Wayne Danton yang ternyata adalah suami Olenka. Pernikahan mereka telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Steven yang berusia kurang lebih empat tahun. Kehidupan rumah tangga mereka kurang harmonis sehingga jauh dari bahagia. Wayne adalah seorang suami pecundang yang terobsesi untuk menjadi penulis yang sukses dan terkenal. Obsesinya yang terlalu besar membuat Wayne berpikiran sempit dan jiwanya “ sakit “ karena dia tidak mau melakukan pekerjaan lain selain menulis, padahal hanya beberapa saja tulisannya yang berhasil dimuat di media cetak. Idealisme Wayne membuat Olenka sengsara karena pada akhirnya dia yang harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
Olenka sendiri juga sosok wanita yang aneh, sebelum menikahi Wayne dia pernah terlibat hubungan sesama jenis dengan seseorang berjulukan Winifred ( nama seorang tokoh dalam novel The Rainbow karya D.H Lawrence ). Hubungan asmara terlarang itu akhirnya kandas karena tabu dan memang harus diakhiri. Supaya dianggap normal oleh masyarakat Olenka kemudian menikahi Wayne untuk menutupi masa lalunya. Ternyata kehidupan perkawinannya juga tidak mudah dan kini ia terlibat affair dengan tetangganya bernama Fenton Drummond.
Fenton Drummond bekerja sebagai sutradara pembuat film iklan. Ia mempunyai masa lalu yang kurang membahagiakan. Fenton terlahir sebagai yatim piatu yang kemudian diangkat anak oleh keluarga Drummond. Kebahagiaan Drummond dengan keluarga itu juga tidak lama karena kedua orang tua angkatnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas dan Fenton kemudian diasuh oleh Negara. Selepas SMA dia bekerja serabutan untuk membiayai hidupnya dan tak lama kemudian Fenton mendapat beasiswa dari salah satu Universitas untuk melanjutkan pendidikannya. Karena latar belakangnya tersebut Fenton tumbuh menjadi sosok yang kesepian serta kerap bertingkah laku aneh dan berhalusinasi.
Menurut Budi Darma karya sastra yang baik bukanlah tulisan yang kaya tindakan-tindakan jasmani yang menakjubkan, tetapi tulisan yang kaya akan berkelebatnya sekian banyak pemikiran ( digresi ). Jadi pada hakikatnya setiap karya sastra yang baik pada hakikatnya adalah kisah berkecamuknya pikiran dan pandangan orang-orang yang tidak malu-malu mengakui siapa mereka sebenarnya. Jadi itulah mengapa dalm setiap karya Budi Darma kita akan seperti berada dalam maze ( labirin ) dengan banyak pintu dan lorong, banyak kelebatan pemikiran yang kadang kala selaras seirama tetapi lebih sering menimbulkan ambiguitas dan pertentangan.
Aku sedikit “ mabuk “ membaca Olenka karena penulisnya banyak memasukkan karya-karya sastra lainnya, buku-buku atau kutipan-kutipan dari koran. Ternyata banyak sekali karya sastra dunia yang terlewat olehku jadi capek harus bolak-balik halaman buku bahkan berselancar di dunia “ Mbah Google “ untuk cari tahu.
Yah… Aku rasa sampai disini ocehanku tentang Olenka dan betapa mahirnya seorang Budi Darma menyajikan pertunjukan yang sangat jujur kepada pembacanya tentang berbagai karekter manusia baik yang baik maupun yang buruk, baik yang elegant maupun yang berantakan. Tidak ada yang sempurna dalam hidup ini karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Jadi menurut Budi Darma secara tidak langsung mengajak kita untuk mensyukuri apa yang ada dalam diri kita dan mencoba untuk meng-eksplornya menjadi sesuatu yang bersifat positif dan menghasilkan kebaikan untuk diri sendiri maupun orang lain supaya kita tambah dekat dengan Allah. Semoga pendapatku ini tak terlalu berlebihan.
*~ Rienz ~*
Diposting oleh
atik
di
1:15:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Budi Darma,
Cerita Buku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar