Jumat, 27 Agustus 2010
CHOCOLAT
Penulis : Joanne Harrris
Penerjemah : Ibnu Setiawan
Penerbit : Bentang
Cetakan : I, Oktober 2007
Tebal : xii + 374 halaman
Hhmmm… judulnya aja yummy banget… bisa jadi isinya sesuatu yang romantic dan menggairahkan. Pokoknya sweee….tt banget…
Siapa sih yang tidak suka coklat… umumnya dari anak-anak hingga manula menyukai coklat dan semua produk yang mengikut sertakan coklat sebagai bahan dasarnya.
Aku paling suka milk chocolate dan dark chocolate. Jadi kepengen niy…apa lagi hari cuacanya mendung…cocok banget… ^_^
Dan keberadaan berbagai jenis makanan dan minuman yang berbahan dasar coklat saat ini tidak terlepas dari sejarahnya yang terentang sejak zaman suku Indian Aztec masih berjaya. Konon ribuan tahun silam bangsa Aztec dalam ritual sakralnya selalu menggunakan coklat untuk hidangan minumannya.
Menurut sumber yang aku peroleh dari mbah google, ide cerita ini bersumber pada kenangan masa kecil Joanne di Perancis sewaktu nenek buyutnya masih ada. Dan kenangan akan nenek buyutnya itu didedikasikan dalam novel ini dan diabadikan dalam sosok Nenek Armande Vozin yang berfikiran terbuka dan selalu bersemangat terhadap hal-hal baru.
Di musim dingin tanggal 11 Februari sebelum paskah, Vianne Rocher dan putrinya yang bernama Anouk juga pantoufle – kelinci khayalan Anouk -- tiba di sebuah desa kecil di Perancis bernama Lansquenet-sous-Tannes. Kedatangan mereka bertepatan dengan perayaan karnaval di desa itu. Semua penduduk larut dalam kegembiraan karnaval yang termasuk luar biasa untuk ukuran desa yang berpenduduk hanya 200 jiwa saja itu. Meriahnya karnaval membuat kedua anak beranak itu memutuskan untuk menetap disana untuk waktu yang mereka sendiri tak bisa menentukan.
Vianne kemudian menyewa sebuah bangunan bekas toko roti. Ia juga memutuskan untuk membuka usaha di desa itu, karena sebagai single parent keuangannya berbatas. Dengan melakukan pembersihan dan perbaikan disana-sini akhirnya Vianne mengubah bangunan itu menjadi toko coklat, Chocolaterie yang diberi nama La Celeste Praline. Vianne Rocher digambarkan seperti seorang peri yang sangat ahli mengubah coklat - coklat mentah ( batangan ) menjadi berbagai kreasi panganan yang sangat menarik dan menggugah selera.
Karena ini cerita tentang seseorang yang pandai memasak, maka banyak digambarkan makanan-makanan dan minuman yang kelihatannya sangat menarik dan lezat dalam novel ini. Nama makanannya juga bagus-bagus dan setelah dicari di google, tampilan fisik makanan-makanan dan minuman itu juga sangat menarik dan menggugah selera. Contohnya; Venus ‘nipples, mendicant, chocolat chaud, chocolat espresso, Chococcino, Mocha, Croissant, Soupe de Tomatoes a’ la gasconne dan lain-lain. Hmmm…yummy…
Vianne tidak menyangka jika Chocolaterie-nya berdiri tepat dihadapan satu-satunya gereja di desa itu yang secara kebetulan dipimpin oleh seorang Pastur beraliran konservatif bernama Francis Reynaud. Sesuatu yang baru tentu saja memerlukan proses agar bisa mendapat persetujuan dari khalayak. Dan hal ini juga berlaku bagi Vianne, Anouk dan Chocolaterie-nya. Kehadiran Chocolaterie ini, awalnya kurang mendapat sambutan di desa itu terutama dari Pastur Reynaud yang secara terang-terangan selalu menunjukkan sikap anti pati terhadap Vianne. Mereka beranggapan jika toko coklat itu terlalu asing dan mewah untuk Lansquenet. Tapi bagi Reynaud bukan hanya itu saja, status Vianne yang seorang single parent dianggap akan membawa pengaruh buruk untuk desa itu.
Cerita novel ini bergerak dari dua arah yang saling berlawanan tetapi jika disatukan menjadi jalinan kisah yang hangat dan mempesona. Secara bergantian Vianne Rocher dan Francis Reynaud menuturkan melalui sudut pandangnya masing-masing. Sebagai pusat konflik, bukan hanya posisi tempat tinggal mereka saja yang berseberangan, karakter mereka juga bagaikan siang dan malam. Reynaud digambarkan sebagai sosok munafik yang senantiasa berlindung dibalik kedok agama untuk menutupi sifat buruk dan rencana jahatnya. Lewat khotbah-khotbahnya Reynaud mencekoki warga desa itu dengan paham monotheis yang menyesatkan.
Dan sebaliknya Vianne adalah pribadi yang hangat, berani dan terbuka. Ia sangat ekspresif dan penuh vitalitas hidup. Ia selalu mempunyai aura dan energi positif yang ceria dan dapat mempengaruhi pribadi orang-orang disekelilingnya.
Perseteruan antara Vianne dan Reynaud dimulai sejak kedatangan Vianne di desa itu. Konflik semakin berwarna karena warga desa yang usil dan menggosipkan Vianne. Meski sering bergosip hubungan antar warga juga terjalin sangat erat. Jadi sepertinya warga Lansquenet sudah terinfksi virus munafik yang disebarkan oleh Pastur Reynaud.
Puncak perseteruan itu adalah ketika Hari Paskah Vianne menyelenggarakan Festival Chocolate. Pastur Reynaud tidak mau tahu latar belakang diselenggarakan Festival itu karena pemikirannya yang kolot telah membuat jiwanya menjadi kerdil dan akhirnya melakukan kebodohan yang merugikan dirinya sendiri.
Selain konflik tentu saja ada hal menyenangkan dalam novel ini. Ada seseuatu yang romantis dalam chocolate. Ada chemistry antara Vianne dan Roux, laki-laki gipsi berambut merah. Romantisme yang ada pada mereka tidak disampaikan secara terbuka dan vulgar. Hanya siluet-siluet manis yang dibumbui dengan kecemburuan kecil Vianne. Dan menurutku gambaran romantisme mereka seperti itu sangat menarik.
Pada tahun 2000, novel ini difilmkan dengan judul yang sama dan dibintangi dengan sangat apik oleh Julliette Binoche dan Johnny Depp. Menurut info dari " Mbah Google " filmnya bagus dan mempesona. Hal itu dibuktikan dari penghargaan yang disandangnya. Chocolat meraih lima nominasi dalam Academy Awards dan juga penghargaan lain dari European Film Award.
Jadi yuk cobain CHOCOLAT…
~* Rienz *~
Diposting oleh
atik
di
2:22:00 PM
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Label:
Cerita Buku,
Joanne Harrris
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar