Penulis : Barbara Mujica
Penerjemah : Nuraini Juliastuti
Penyunting : M. Mushthafa
Penerbit : PT. Bentang Pustaka
Cetakan : Pertama, Juni 2004
Tebal : xxviii + 795 hal
" Frida " adalah novel semi biografi seorang pelukis legendaris bernama Frida Kahlo. Ia adalah pelukis besar Meksiko hidup pada tahun 1907 – 1954 yang kehidupan pribadinya sangat kontroversional. Dari beberapa sumber yang aku peroleh dari mesin pencari Google, mengatakan bahwa Frida adalah seorang seniman yang karya-karyanya sangat revolusioner karena sebagian besar menggambarkan dirinya dan segala rasa yang dialami selama hidupnya.
Frida lahir pada tanggal 6 Juli 1907 dari seorang ibu berdarah Indian Mexico dan ayah keturunan Jerman-Hongaria yang mewarisi darah Yahudi. Sejak kecil Frida dikenal sebagai pribadi yang suka memberontak dan berlidah tajam, apalagi jika kawan-kawan sekolahnya meremehkan asal-usul keluarganya. Ia juga seorang egosentris yang sangat narsis dan temperamental. Ia suka bicara blak-blakan tentang segala hal tanpa memperdulikan sekitarnya. Frida tak suka menjadi orang nomor dua sehingga ia selalu punya cara agar selalu diperhatikan oleh orang-orang disekelilingnya dimanapun dia berada. Ia sangat narsis karena mencintai segala hal yang ada di dirinya, luar dan dalam meskipun dia sadar fisiknya tak sempurna. Dia seorang nasionalis meskipun suka menggembar-gemborkan tentang komunisme.
Meski sifat buruknya berderet lumayan panjang tetapi hal itu tidak mengurangi kekaguman khalayak pada sosok Frida Kahlo. Frida tidak hanya cantik menawan tetapi dia juga mempunyai otak yang sangat cemerlang. Dan kecerdasannya ini membuat dia diteria menjadi murid disalah satu sekolah paling bergengsi di Meksiko, Sekolah Nasional Preparatoria. Sekolah ini mempunyai siswa 2000 orang dan 35 orang diantaranya adalah wanita. Jadi hanya anak-anak yang mempunyai kecerdasan dan tingkat ekonomi diatas rata-rata saja yang bisa diterima di sekolah itu. Dan pada akhirnya banyak orang-orang terkenal yang dihasilkan oleh sekolah itu.
Frida juga seorang guru yang luar biasa bagi murid-muridnya ( Friditos ) karena ia melakukan pendekatan yang tidak lazim pada zaman itu. Dan metode pembelajaran Frida ternyata membuat murid-muridnya nyaman, maju, bisa berkreasi dan berinovasi. Kepedulian Frida thd perkembangan seni di lingkungan anak-anak diwujudkan dalam proyek La Rosita yang di pamerkan di Palace of Fine Arts tahun 1945 yang sebagian besar biayanya ditanggung oleh Diego.
Pada umur 6 tahun Frida terkena virus penyakit polio yang sangat mematikan dan saat itu belum ada obatnya. Polio memebuat kaki kanan Frida tumbuh tidak sempurna dan akibanya dia menjadi pincang. Meski fisiknya kurang sempurna dan sangat rapuh tetapi tidak mengurangi minat Frida dibidang fesyen. Dia mempunyai gaya berbusana yang unik dan tidak suka disamai oleh orang lain. Dia suka sekali mengenakan busana dan aksesoris dengan warna-warni yang sangat mencolok. Singkatnya Frida seorang yang modis gayanya dengan kepribadian yang sangat unik dan eksentrik.
Ketika berusia 20 tahun Frida menikah dengan seorang pelukis mural yang sangat terkenal bernama Diego Rivera. Kehidupan perkawinan Frida dengan Diego tidaklah membahagiakan karena Diego selalu senang membuat skandal dengan wanita-wanita lain. Meski Diego berulangkali menyakitinya, tetapi hal itu tidak mengurangi rasa cinta dan kekaguman Frida pada suaminya. Selain kepribadiannya yang aneh dan eksentrik, kehidupan seksual Frida juga agak menyimpang karena dia seorang biseksual. Di akhir hidupnya ia suka berpetualang dengan pria dan wanita untuk membalas kelakuan buruk Diego yang tega - teganya berselingkuhan dengan adiknya, Cristina. Sebenarnya perselingkuhan itu bukan hanya salah Diego karena ternyata diam-diam Cristina juga mengagumi sosok suami kakaknya yang urakan itu. Perselingkuhan mereka membuat jiwa Frida hancur. Kehidupannya Frida penuh lika-liku, mulai dari terserang polio, kecelakaan yang membuat tulang punggungnya bengkok, perkawinannya yang sangat tidak bahagia, kehilangan janin sampai tiga kali hingga kelumpuhan total tidak membuat Frida menjadi seorang yang “ Lembek “. Ia berusaha selalu tegar dan berdiri tegak dalam kepincangannya. Semua yang terjadi dalam hidupnya itulah yang mempengaruhi lukisan-lukisannya.
Kehidupan Frida sejak kanak-kanak sampai ia menutup mata sebagian besar dinarasikan oleh Cristina Kahlo, adik Frida Kahlo. Dan selebihnya kisah Frida Kahlo di gambarkan dalam surat-surat yang dikirim kepada kakak-kakak dan adiknya ketika dia sedang berada di luar Meksiko dan juga rekaan dari sang penulis. Jadi antara fiksi dan realitas menjadi tercampur dan Barbara Mujica lihai sekali meramunya sehingga kita sulit menentukan batasan antara kenyataan dan rekaan.
Kedua kakak beradik ini mempunyai karakter yang bertolak belakang dan bagi Cristina, Frida adalah belahan jiwa dan pahlawann hidupnya. Cristina sangat mencintai Frida meski terkadang suka mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari kakaknya. Melalui sudut pandang Cristina kita bisa mengenal sosok Frida dengan lebih mendalam. Perselingkuhannya dengan Diego merupakan kesalahan terbesar Cristina karena ( sepertinya ) kejadian itu sangat mempengaruhi kondisi kejiwaan dan ragawi Frida. Hubungan kakak beadik itu juga sangat unik karena meskipun mereka sangat akrab dan dekat namun ada persaingan juga percikan-percikan benci disana. Dan semua tentang Frida Kahlo di kisahkan dengan sangat menarik dan jauh dari bosan oleh Barbara Mujica.
Perjalanan hidup Frida tidak panjang karena penyakit polio terus menggerogotiya sehingga fisiknya menjadi sangat rapuh. Ia akhirnya meninggal di pangkuan Cristina pada tanggal 7 Februari 1954. Dan karya-karya fenomenalnya masih bisa dinikmati di Museo Frida Kahlo, di Casa Azul tempat tinggal keluarga Kahlo, di Meksiko.
Pada tahun 2002 kisah hidup Frida Kahlo juga juga telah difilmkan dan diperankan dengan sangat brilliant oleh Salma Hayek sbagai Frida dan Alfred Molina sebagai Diego. Dan aku beruntung sekali sudah menonton filmnya sewaktu acara bedah buku di New Seum Café di Jalan Veteran. Menurutku film dan bukunya sama-sama bagus dan menghipnotis.
~* Rienz *~
0 komentar:
Posting Komentar