Selasa, 31 Agustus 2010

OLIVER TWIST



Perjuangan Seorang Anak Untuk Keluar Dari Penindasan Kelas Sosial
( Charles Dickens )

Mungkin teman-teman ada yang sudah pernah membaca karya Charles Dickens yang satu ini. Oliver Twist adalah karya Charles Dickens yang sangat terkenal. Dan Novel ini merupakan salah satu khasanah sastra barat yang paling luas dibaca dan sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia. Novel ini juga menjadi inspirasi bagi para pekerja film dan rumah produksi untuk program televisi dalam memvisualisasikannya. Salah satunya Oliver Twist yang disutradarai oleh Roman Polanski pada tahun 2005. Meski aku belum pernah menonton filmnya tapi aku yakin visualisasinya bagus dan menyentuh.

Karya Charles Dickens ini bertema sosial dengan tokoh protagonis seorang anak laki-laki bernama Oliver Twist. Dickens mencoba memotret kehidupan anak-anak kaum marginal yang tersingkir tetapi selalu eksis terutama di Inggris. Sebenarnya hal ini tidak hanya terjadi di Inggris saja tetapi hampir di seluruh kota-kota besar diberbagi belahan dunia juga mempunyai masalah yang sama terhadap keberadaan kaum marginal. Di televisi dan surat kabar sering diberitakan eksploitasi terhadap anak-anak yang dilakukan oleh orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Eksploitasi anak-anak ini ada yang terjadi memang karena tuntutan hidup tetapi ada yang tidak. Ada pula komplotan orang-orang sadis yang menistakan dirinya dengan melakukan penculikan terhadap anak-anak. Anak-anak itu ada yang dijual kepada orang lain, ada yang dipekerjakan sebagai buruh dengan upah sangat minim, ada yang dipekerjakan sebagai pengemis ada yang dijual organ tubuhnya bahkan ada yang disuruh melakukan kejahatan atau diterjunkan ke dunia prostitisi. Hhhhmmmm… Na’udzubillah mindzalik semoga hal ini tidak terjadi pada orang-orang terkasih disekeliling kita ya….

Cerita diawali dengan kelahiran seorang bayi laki-laki di sebuah rumah penampungan untuk kaum gelandangan. Oleh Mr. Bumble – petugas di rumah penampungan -- bayi laki-laki itu diberi nama Oliver Twist. Hingga usia sembilan tahun Oliver tinggal di rumah pemampungan bersama 30 anak-anak gelandangan lainnya yang diasuh oleh Mrs. Mann. Kehidupan Oliver dan teman-temannya di rumah penampungan itu tidaklah membahagiakan karena mereka kerap mendapat siksaan baik secara fisik maupun mental dari para petugas penampungan itu. Hingga akhiranya terjadi insiden yang menyebabkan Oliver harus keluar dari rumah penampungan itu. Ia dijual seharga 5 pound oleh Mr. Bumble kepada Mr. Sowerberry, pembuat peti mati. Hidup dengan Mr. Sowerberry ternyata juga tidak membahagiakan Oliver. Ia sering diperlakukan tidak adil oleh Noah Claypole, Charlotte – seniornya di toko peti mati - - dan Mrs. Sowerberry. Puncaknya Oliver meninggalkan kediaman pembuat peti mati itu setelah terlebih dahulu dicaci maki dan disiksa oleh Mr & Mrs. Sowerberry, Noah dan Charlotte atas tuduhan percobaan pembunuhan yang tidak mungkin dilakukannya.

Berbekal beberapa potong pakaian tua dan sedikit uang Oliver meninggalkan kotanya kelahirannya menuju London. Ganasnya alam tidak menyurutkan tekad Oliver untuk mencari kebahagiannya. Di pinggiran kota London ia bertemu dengan Jack Dawkins, anak buah Fagin. Fagin adalah pemimpin komplotan pencuri dan dia juga menggunakan tenaga anak-anak dalam melakukan aksi kejahatannya. Jack membawa Oliver kepada Fagin. Awalnya Oliver mengira bahwa Fagin adalah dewa penolongnya tetapi akhirnya dia mengetahui pekerjaan Fagin yang sebenarnya. Fagin membuat Oliver menjadi anak jalanan dengan memaksanya untuk melakukan kejahatan seperti mencopet atau mencuri. 

Dalam aksi kejahatan perdananya, tanpa disengaja Oliver bertemu dengan Mr, Brownlow. Orang tua itu  sepertinya melihat sesuatu yang murni dalam diri Oliver meskipun dia dia berasal dari lingkungan yang kurang baik. Mr. Brownlow kemudian ia mengajukan penawaran yang baik untuk masa depan Oliver. Tentusaja Oliver sangat bersuka cita dengan kebaikan Mr Brownlow karena itu berarti dia akan mempunyai keluarga dan masa depan yang baik.Tetapi Fagin tidak bahagia dengan keberuntungan Oliver, ia tidak rela harus kehilangan Oliver dan ia berusaha dengan segala cara  untuk mendapatkan Oliver kembali. Mengapa Fagin sampai berbuat demikian? Karena hanya yang Oliver mengetahui rahasianya. Oliver sendiri mungkin tidak perduli tetapi karena Fagin seorang yang culas, ia akan berbuat apa saja untuk mencapai keinginannya.

Di aksi kejahatannya yang terakhir di Chertsey, Fagin juga melibatkan Oliver. Dalam aksi itu Oliver tertembak dan cedera. Ia dirawat oleh Miss Rose Maylie dan bibinya Mrs. Maylie. Sekali lagi ternyata aksi kejahatan itu telah menyelamatkannya. Berkat bantuan dari orang-orang yang menyayanginya seperti; Mr. Brownlow dan Miss Rose Maylie akhirnya Fagin tertangkap dan dihukum gantung. Kisah hidup Oliver berakhir indah karena mengetahui siapa dia sesungguhnya dan hidup berbahagia dengan Mr. Brownlow dan Mrs. Badwin beserta teman-teman yang menyayanginya. Sayang tidak banyak anak-anak terutama dari golongan marginal yang seberuntung Oliver Twist. Tetapi tentu saja ada banyak kesempatan dan harapan buat semua orang, terutama anak-anak untuk meraih kebahagiaan.


~* Rienz *~

0 komentar: